Beranda
+5 indikator paling populer yang digunakan para trader untuk menentukan arah harga
tulus_saktiawan
Januari 25, 2024

+5 indikator paling populer yang digunakan para trader untuk menentukan arah harga

dalam dunia trading kita semua mungkin sudah tau alat analisis teknikal, salah satunya adalah indikator, jadi indikator sendiri merupakan suatu perhitungan dari sebuah harga saham yang pada umumnya ditampilkan dalam bentuk garis maupun data grafik. Melalui grafik tersebut para investor dapat mengetahui arah pergerakan harga saham kedepan, dari hal ini investor dapat menentukan titik harga beli atau jual.

sama sepeti analisis fudamental perusahaan, indikator saham juga memiliki jumlah yang banyak, bahkan jumlahnya puluhan hingga ratusan. 

Secara umum, ada dua tipe dasar indikator analisis teknikal yang perlu kalian ketahui.

Yang pertama adalah overlays, yakni garis penentu tren apakah saham tersebut naik atau turun. Overlays bisa dilihat di atas atau di bawah candle atau bar. Moving average (MA) dan Bollinger Bands (BB) adalah contohnya.

Yang kedua adalah oscillators. Dia muncul terpisah dari grafik pergerakan harga sekaligus bar penentu awal atau akhir dari sebuah tren. Contohnya ada stochastic oscillator, MACD atau RSI. 

indikator diatas mudah untuk dapat digunakan, sehingga banyak trader menggunakan indikator tersebut untuk melakukan sebuah analisis. 

Berikut merupakan indikator yang palig populer dan sering dipakai 

1. MOVING AVERAGE

Tidak bisa digugat lagi, Moving Average (biasa disingkat MA) memang indikator sejuta umat bagi trader. Silakan Anda tanya pada setiap trader, pasti pernah menggunakan atau setidaknya mengenal Moving Average. Maklum, indikator ini memang paling sederhana dibanding indikator Analisis Teknikal lain. Indikator ini menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu saham dalam suatu rentang waktu, misalnya dalam waktu 50 hari atau sering disebut MA50. 

Cara penggunaan indikator ini adalah dengan melihat posisi harga dibandingkan dengan MA50 tersebut. Apabila grafik harga memotong MA50 ke atas dianggap sinyal beli. Sedangkan sebaliknya, bila grafik harga memotong MA50 ke bawah dianggap sebagai sinyal jual.

2. MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE (MACD)

Moving Average Convergence/Divergence (MACD) adalah indikator yang sangat berguna bagi seorang trader. Indikator ini berfungsi untuk menunjukkan trend yang sedang terjadi dan juga bisa memberikan sinyal beli atau jual. Di dalam MACD ada dua garis yang akan Anda temui, yaitu Signal Line dan MACD Line. Jika nilai MACD positif (di atas nol), berarti pasar bersifat bullish, disarankan beli. Sedangkan jika nilai MACD negatif (di bawah nol), berarti pasar bersifat bearish, disarankan jual.

3. STOCHASTIC

Stochastic dikembangkan oleh George C. Lane di akhir 1950-an. Stochastic adalah indikator yang menunjukkan lokasi harga penutupan terakhir dibandingkan dengan range harga terendah/tertinggi selama periode waktu tertentu. Ada tiga macam tipe Stochastic Oscillators: Fast, Slow, dan Full. Biasanya ada dua garis di Stochastic, yaitu %K dan %D. Sinyal beli dan jual bisa dilihat dari garis %K dan %D. Jika %K memotong %D ke atas, berarti sinyal beli. Sedangkan bila %K memotong %D ke bawah berarti sinyal jual.

4. Relative Strength Index (RSI)

RSI merupakan indikator dalam Investasi saham untuk mengetahui waktu di mana stock sudah sampai pada titik overbought maupun oversold. Saat RSI sudah masuk dalam level ekstrem beli atau ekstrim jual, maka harga akan mengalami perubahan arah. Misalnya RSI sudah menunjukkan jenuh beli, maka harga cenderung turun. 
                             

Meski demikian RSI merupakan indikator yang lemah dalam Investasi saham. Bisa jadi harga saham mengalami kondisi jenuh beli maupun kondisi jenuh jual dalam kurun waktu yang sangat lama. Sebagai pengimbang, investor bisa memadukannya dengan indikator lagging. Trader juga bersiap untuk hold stock melebihi waktu ekspektasi.

5. Bollinger Bands (BB)

Bollinger Bands sendiri untuk mengukur minat pasar terhadap suatu saham tertentu dan juga dapat menentukan tren saham.

Ada 3 garis indikator Bollinger Bands yaitu lower band, middle band serta upper band. Middle band dikenal sebagai MA dan 2 garis lainnya menggambarkan deviasi yang terjadi. Semakin lebar pita, maka semakin tinggi pula volatilitas harga saham tersebut.   

                             

Jika pita menyempit maka menandakan ada perubahan harga baik bearish menjadi bullish atau sebaliknya. Anda bisa menggunakan lower band serta upper band dalam Investasi saham sebagai patokan level jenuh beli atau level jenuh jual. Ketika harga saham di atas upper band, maka menandakan jenuh beli dan harga bisa turun.     

Penulis blog

Tidak ada komentar