Beranda
MANAJEMEN PERSEDIAAN
tulus_saktiawan
Januari 25, 2024

MANAJEMEN PERSEDIAAN

a. Pengertian Persediaan

 Perusahaan yang melakukan usahanya dalam bidang pengolahan, komponen perusahaan merupakan komponen pokok yang harus mendapatkan perhatian secara penuh. Perusahaan yang kekurangan persediaan akan mengalami hambatan dalam proses produksinya. Sebaliknya perusahaan yang kelebihan persediaan menjadikan perusahaan tidak efisien, karena banyaknya dana yang terikat dalam persediaan.

                     Dalam perusahaan manufaktur ada 3 jenis persediaan yaitu : 1) Persediaan Bahan Baku,

2) Persediaan Barang Dalam Proses dan 3) Persediaan Barang Jadi

1)    Persediaan baha baku 

Persediaan bahan baku dalam perusahaan  ditentukan oleh beberapa faktor  yaitu :

a.       Tingkat produksi 

b.      Fluktuasi karena faktor musim

c.       Kelancaran Pasokan Bahan Baku

d.      Efisiensi skedul pembelian

e.       Pola proses produksi

 

2)    Persediaan Barang Dalam Proses

 

Barang dalam proses adalah barang yang belum selesai dikerjakan yang masih membutuhkan waktu untuk penyelesaian. Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat persediaan barang dalam proses antara lain :

a.       Jangka waktu periode produksi

b.      Keputusan membuat atau membli

c.       Kompleksitas siklus produksi

 

2)  Persediaan Barang Jadi

 Persediaan barang jadi adalah barang yang sudah selesai dan siap ntuk dipaarkan. Faktor yang menentukan besarnya arang jadi adalah :

a.     Koordinasi bagian produksi dan bagian penjualan

b.    Persyaratan penjualan dan kebijakan kredit

c.     Tingkat Penjualan

 

b.       Penentuan Pembelian yang Ekonomis

 

Formula yang digunakan untuk menentukan Economical Order Quantity adalah sebagai berikut :



EOQ = Kuantitas pemesanan yang paling ekonomis

O           = Biaya pemesanan setiap kali pesan

           R       = Kebutuhan  bahan tahunan

           C       = Presentase biaya simpan

 P          = Harga beli per unit persediaan

 

a.       Biaya pesan Biaya yang diperlukan dari pemesanan sampai barang itu tiba di gudang dan siap untuk digunakan

b.      Biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu yang ada umumnya akan meningkat dengan meningkatnya persediaan yang disimpan

c.       Stockout Cost yaitu biaya yang timbul karena tidak tersedianya bahan yang cukup

Formula tersebut dapat diterapkan jika dipenuhi  empat asumsi dasar sebagai berikut : a) Tingkat penjualan dapat diperkirakan, b) Penggunaan bahan yang konstan, c) Pemesanan dapat dilakukan seketika, dan d) Pengiriman dapat dilakukan dengan cepat. Dalam kondisi kepastian, asumsi bahwa pemesanan dapat dilakukan seketika juga pengiriman bahan, maka reorder pointnya akan sama dengan nol. 

Tetapi apabila pemesanan tidak dapat dilakukan seketika maka dapat ditentukan reorder pointnya :

1.      Tentukan tingkat penggunaan harian

2.      Lead time adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan pemesanan sampai barang diterima

3.      Reorder point adalah pemakaian per hari kali lead time.

 Reorder point akan meningkat sebesar safety stock, begitu juga biaya total persediaan akan meningkat sebesar biaya simpan safety stock.

 

Contoh 1:

Kebutuhan bahan  PT. “ BARITA “  selama 1 tahun 480.000  unit  dengan harga per unit Rp 10, Biaya pesan setiap kali pesan Rp Rp 60.000, Biaya simpan 40% dari nilai rata-rata persediaan. 

Safety Stock 30.000 unit dan waktu tungu (lead time) selama 1/2 bulan. Hitunglah :

1.                  Hitung EOQ

2.                  Hitung ROP Penyelesaian :

 Perhitungan  EOQ


 






Pembelian paling ekonomis tersebut dapat dibuktikan  sebagai berikut :

 

Keterangan

Frekwensi pembelian

 

 

 

 

1X

2X

3X

4X

 

5X

Persediaan

480000

240000

160000

 

120000

96000

Rata-rata persdiaan

240000

120000

80000

 

60000

48000

Nilai persediaan

2400000

1200000

800000

 

600000

480000

Biaya pesan

60000

120000

180000

 

240000

300000

Biaya simpan

960000

480000

320000

 

240000

192000

Total biaya

1020000

600000

500000

 

480000

492000

 

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa pembelian pada EOQ adalah pembelian yang paling ekonomis, yang ditunjukkan total biaya pesan dan simpan yang paling rendah yaiti = Rp 480.000.

 Perhitungan  ROP

     

     ROP = Safety stock + Penggunaan selama masa tunggu

     ROP = 30.000 + (480.000/12x0.5)

     ROP = 30.000 + 20.000

      ROP= 50.000 unit












Contoh 2:

PT. X menentukan persediaan besi untuk 10.000 unit, penjualan tahunan diperkirakan sebesar 5.000.000 unit. Biaya pembuatan produk Rp. 10.000/unit Biaya simpan adalah 40%. Biaya penjadwalan sekali produksi Rp. 500.000

 

Ditanyakan :

a.       Berapa skala produksi yang ekonomis (gunkan EOQ)

b.      Berapa biaya persediaan total setiap tahun?

c.       Jika persediaan besi diturunkan menjadi 5.000 unit bagaimana pengaruhnya terhadap biaya persediaan?

d.      Jika biaya penjadwalan sekali produksi menjadi sebesar Rp. 800.000 Berapakah kuantitas produksi optimal ?

Jawab :

a.                   biaya produksi          = harga beli

                Biaya tetap production run dapat dilihat sebagai pesan :

                            R                     = 5.000.000 unit

                            P                      = Rp. 10.000

                                 O                     = Rp. 500.000

                              C                      = 40%

                                          

EOQ      = 35.355 unit 

b.                  Biaya persediaan tahunan

                    Frekuensi produksi             = 5.000.000/35.355

                                                 = 141,42

                    Ordering Cost                     = Rp. 500.000 (141,42)

                                   = Rp. 70.710.000

                    Carrying Cost   = 35.355/2   + 10.000 = 27.678 unit

                                   = 40% (Rp 10.000) (27.678)

                                   = Rp. 110.712.000 

Biaya total = Rp. 110.712.000 + Rp. 70.710.000 = Rp. 181.422.000

c.                   Rata-rata Persediaan

Biaya simpanan = 35.355/2 + 5.000 = 22.678 unit

                          = 40% (Rp. 10.000) (22.678)

                          = Rp. 90.712.000

Biaya total    =Rp. 90.712.000 + Rp. 70.710.000

                          = Rp. 161.422.000

d.                  Jika biaya production run meang datangnjadi Rp. 800.000



Penulis blog

Tidak ada komentar