Zupertau: Oprasi Global
News Update
Loading...
Tampilkan postingan dengan label Oprasi Global. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Oprasi Global. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 Juni 2021

Manajemen Lingkungan Pengelolaan Limbah

Manajemen Lingkungan Pengelolaan Limbah

Konten [Tampil]

Perkembangan dan laju pertumbuhan manusia yang semakin meningkat mengakibatkan kebutuhan manusia cenderung bersifat antroposentris, dan memicu tumbuhnya berbagai jenis industry yang semata-mata hanya menopang kebutuhan manusia. Pertumbuhan industry yang semakin subur ini terus memicu jumlah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah yang dihasilkan oleh setiap industri. Mulai dari industry yang bersifat menufaktur hingga pertanian.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestic (rumah tangga). Limbah juga bisa diartikan yaitu bahan sisa yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan kea lam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem. Untuk mengurangi pencemaran akibat limbah maka dibutuhkan pengelolaan limbah. Pengelolaan limbah ini merupakan upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendayagunaan limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya. Upaya pengelolaan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan tentang limbah, unsur-unsur yang terkandung serta penanganan limbah. Selain itu perlu keterampilan mengelola limbah agar menjadi bahan yang ekonomi. Sehingga, dalam makalah ini akan membahas hal-hal terkait dengan limbah baik dari pengelolaan, penangannya, dan lain-lain.

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Kemudian ada macam-macam limbah, yaitu diantaranya Limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel, dan limbah beracun. Yang mana limbah beracun terdiri dari :

  1. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan. 
  2. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
  3. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.

B. Prinsip Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah memerlukan pengetahuan yang memadai, agar dalam pemnfaatannya tidak meneghasilkan limbah baru yang justru semakin menambah permasalahan dalam kehidupan. Dengan demikian, ada beberapa prinsip dalam mengelola limbah yaitu :

1. Mengurangi (Reduce)

Dalam hal ini, meminimalisir barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

2. Menggunakan Kembali (Reuse)

Dalam hal ini, pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, lalu buang.

3. Mendaur Ulang (Recycle)

Barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri kecil dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain contohnya kerajinan. Upaya melaksanakan mendaur ulang limbah (Recycle) menjadi karya kerajinan tangan, berarti sudah dapat mengatasi masalah lingkungan yang mengganggu kehidupan. 

C. Karakteristik Limbah

Dalam hal ini, limbah memiliki beberapa karakteristik umum. Diantaranya yaitu :

1. Berukuran Mikro

2. Bersifat Dinamis

3. Penyebarannya berdampak luas

4. Berdampak jangka panjang

Namun jika dilihat dari jenis karakteristik limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

  • Karakteristik Fisik, Karakteristik fisik terbagi menjadi zat padat, bau, suhu, dan warna kekeruhan.
  • Karakteristik Kimia, Karakteristik kimia terdiri dari bahan organic, BOD (Biological Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), COD (Chemical Oxygen Demand), PH (Puissance d’Hydrogen Scale), dan logam berat.
  • Karakteristik biologi, Karakteristik bologi dugunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Limbah

1. Volume

Air kualitas limbah ditentukan dari banyaknya parameter dalam limbah dan konsentrasi setiap parameter. Semakin banyak volume air yang bercampur dengan limbah semakin kecil konsentrasi pencemar. 

2. Kualitas Air

Kualitas air badan penerima mengandung bahan/senyawa tertentu sebelum menerima buangan. Kualitas tersebut menetapkan arah penggunaan air. Adanya bahan pencemar yang sama, tidak akan mempengaruhi konsentrasi bahan dalam air penerima. Tetapi bila konsentrasi bahan pencemar dalam limbah lebih besar dari konsentrasi bahan pencemar dalam badan penerima (kemungkinan juga tidak ada), maka konsentrasi bahan pencemar setelah bercampur akan menjadi lebih kecil.

3. Kegunaan Air

4. Kepadatan Penduduk

5. Lingkungan

6. Volume Air Limbah

7. Frekuensi Pembuangan Limbah

E. Dampak dari Pencemaran Limbah

Kehadiran limbah yang menimbulkan dampak negative bagi manusia maupun lingkungan, maka perlu dilakukan penanganan terhadap limbah tersebut. Para pelaku industry, diharapkan tidak hanya memikirkan keuntungan yang banyak saja dan mengesampingkan pengelolaan limbah hasil industri. Berikut beberapa dampak yang muncul akibat kurangnya penanganan limbah :

  • Dapat meyebabkan timbulnya jamur pada kulit, kudis maupun kurap
    • Dapat menimbulkan infeksi cacing pita
    • Dapat berakibat pada hilangnya nyawa seseorang
    • Penyebaran virus yang berasal dari sampah yang tidak diolah dengan benar
  • Dampak bagi Lingkungan
    • Limbah cair yang masuk ke sungai dapat membuat pencemaran pada air yang mengandung banyak virus penyakit
    • Pengelolaan limbah yang kurang baik juga akan menyebabkan lingkungan kurang nyaman
    • Limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai dapat menyebabkan terjadi banjir
    • Limbah yang dibuang kedalam air dapat menghasilkan asem organic dan gas cair organic seperti metana yang dapat membahayakan
    • Limbah industry yang mengandung logam, minyak, toksin organic dan zat lainnya dapat mengurangi kandungan oksigen dalam air sehingga mengganggu okosistem dalam air

F. Hal yang Dapat Menanggulangi Limbah

1. Menekan konsumsi energy listrik

2. Kurangi penggunaan pendingin ruangan

3. Tinggalkan kantong plastik

4. Olah sampah organik menjadi kompas

5. Daur ulang barang tidak terpakai

6. Batasi pemakaian deterjen untuk mengurangi limbah cair

7. Memproses limbah pabrik dengan cara yang benar dan ramah lingkungan



SISTIM PABRIKASI TEKNOLOGI PRODUKSI JEPANG

SISTIM PABRIKASI TEKNOLOGI PRODUKSI JEPANG

Konten [Tampil]

 Jepang merupakan negara yang terletak di benua Asia dengan luas area 377,9 km2 dan jumlah populasi penduduk sebanyak 126,32 juta. Negara matahari terbit ini memiliki sejarah dalam perkembangan teknologi dan industrialisasi. Tentu hal tersebut membawa Jepang menjadi negara yang maju dalam bidang teknologi dan industrialisasi.

Jepang merupakan negara yang sangat maju dibidang teknologi, bahkan teknologi Jepang sangat berpengaruh pada dunia. Dan perkembangan teknologi yang terjadi di Jepang, dari tahun ke tahun semakin canggih. Jepang, seakan menjadi negara yang memberikan contoh kemajuan teknologi bagi dunia.

Dalam sejarah dunia, Jepang sempat mengalami kehancuran akibat kekalahannya dalam perang dunia 2. Namun, Jepang dapat bangkit dan maju hingga memilki pendapatan tertinggi Gross Domestic Product (GDP) menurut the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) kurang lebih sebesar US$4,11 triliun pada 2015, dan GDP US$ 32.5 ribu perkapita.

A.    Sejarah Restorasi Meiji (Revolusi) 

Restorasi Meiji dikenal  dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi Meiji, atau Pembaruan Meiji, adalah serangkaian kejadian yang berpuncak pada pengembalian kekuasaan di Jepang kepada Kaisar pada tahun 1868. Restorasi ini menyebabkan perubahan besar-besaran pada struktur politik dan sosial Jepang, dan berlanjut hingga zaman Edo (sering juga disebut Akhir Keshogunan Tokugawa) dan awal zaman Meiji.

Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan awal zaman Meiji. Restorasi ini diakibatkan oleh Perjanjian Shimoda dan Perjanjian Towsen Harris yang dilakukan oleh Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat.

Meiji Restoration merupakan tahap awal perkembangan teknologi dan industrialisasi dinegara Jepang. Era Meiji (1868-1912) dikenal sebagai modernisasi Jepang dan menjadi pasok perubahan jepang dari negara feudal menjadi negara industri dunia. 

Adapun tujuan-tujuan pemerintahan Meiji sebagai berikut:

1. Industrialisasi atau modernisasi perekonomian. 

2. Modernisasi sistem politik

3. Modernisasi militer. 

B. Teknologi Robotika

Jepang merupakan salah satu negara terkemuka dalam bidang teknologi, terutama barang-barang elektronik dan mesin. Jepang memimpin dunia dalam produksi mengenai robot dan penggunaannya. Kepemilikannya lebih dari setengah (402.200 dan 742.500) robot-robot industri didunia yang digunakan untuk diarea industri. Jepang juga telah menghasilkan beberapa robot, diantaranya adalah ASIMO¹, QRIO², dan AIBO³. 

Robot dapat berguna dalam perindustrian untuk beberapa alasan. Menggunakan robot seringkali dapat menjadikan pemilik usaha lebih mempunyai daya saing, karena robot dapat melakukan beberapa hal yang lebih efisien dibandingkan manusia.

Banyak alasan mengapa orang-orang menggunakan robot, dikarenakan sebuah robot dapat menggantikan tenaga sekitar 10 orang pekerja dan robot lebih setia jika dibandingkan dengan manusia. Selain itu, robot tidak akan menuntut sesuatu dari kerja lembur ataupun pensiun. Robot tidak pernah bosan, sehingga pekerjaan yang berulang-ulang dan pekerjaan yang tidak ada imbalan pun tidak masalah. Kemudian robot juga dapat melakukan tugas yang berbahaya bagi manusia, seperti pergi ke daerah yang berbahaya dan menon-aktifkan bom.

Namun sampai saat ini, masih banyak impian yang ingin dicapai dan dikembangkan oleh orang Jepang, beberapa di antaranya adalah keinginan untuk terus mengembangkan kemampuan robot, mereka berharap agar robot dapat mengerti dan mengenal perbendaharaan kata lebih banyak lagi dan mereka juga berharap agar robot dapat melakukan keinginannya sendiri, sehingga generasi robot yang selanjutnya dapat belajar dan mengembangkan dirinya sendiri. Selain itu, mereka juga berharap agar robot dapat digunakan untuk menciptakan benda-benda yang membutuhkan ketelitian tingkat tinggi seperti alat-alat yang sangat kecil dan merakit mobil.

C. Teknologi Jepang

Teknologi Jepang adalah sebuah sarana yang menyediakan barang-barang dan berasal dari Jepang. Sebagai negara yang sangat terkenal dengan perkembangan teknologinya. Jepang memang menjadi pionir munculnya teknologi serta inovasi baru.

Jepang menjadi salah satu negara percontohan dalam perkembangan teknologi semakin canggih dan maju. Teknologi Jepang menjadi perhatian dunia, karena setelah perang dunia ke-2  Jepang mampu menunjukkan dirinya untuk bangkit dan berkembang.

Sejak adanya restorasi meiji, pemerintah Jepang memang berfokus pada perkembangan teknologi Jepang hingga kini. Berdasarkan beberapa hal yang telah dirancang dan difokuskan pemerintah Jepang, ada empat bidang.

1. Nano Teknologi

Nano teknologi adalah sebuah materi yang dibuat dan digunakan pada teknologi dengan ukuran yang sangat kecil. Istilah nano teknologi berawal dari seorang profesor Jepang tahun 1974, Prof. Norio Taniguchi dari Tokyo Science University. 

Kegunaan nano teknologi dalam meningkatkan energi yaitu fuel cell. Biasanya ada di alat elektronik contohnya komputer, laptop, handphone dan sebagainya.  Sebuah sel energi yang memiliki kapasitas besar berbentuk baterai sangat kecil dengan kapasitas yang begitu besar.

2. Bioteknologi

Di Jepang, penerapan bioteknologi memang begitu berkembang di bidang kesehatan, lingkungan dengan memanfaatkan perkembangan sel dan gen. Seperti prinsip fotokatalis yang digunakan pada produk sanitizer lingkungan. Dengan pengembangan tersebut yang melibatkan sektor manufaktur yang ada di Jepang saat ini.

3. Teknologi Informasi

Perkembangan teknologi informasi yang ada di Jepang terbukti dengan lahirnya antena TV sebagai alat penyebar informasi yang efektif. Bahkan alat berbentuk antenna tersebut menjadi sangat populer dan mendunia, inilah awal tonggak adanya perkembangan satelit dan teknologi lainnya dalam penyebaran informasi.

Pentingnya informasi bagi umat manusia tentu menjadikan Jepang semakin berinovasi dalam teknologi. Sehingga diharapkan menghasilkan produk-produk mendunia yang mampu mendukung perkembangan informasi di masa depan. 

4. Teknologi Lingkungan

Keberadaan teknologi lingkungan menjadi konsentrasi  pemerintah Jepang untuk mengembangkan lebih inovatif lagi. Karena lingkungan saat ini menjadi perhatian yang begitu besar dan Jepang merupakan pelopor di bidang lingkungan. Saat terjadi kenaikan minyak dunia dan Jepang mampu menghemat penggunaan energi secara menyeluruh.

Inilah cara Jepang dalam mengembangkan teknologinya dengan menghasilkan inovasi dan manfaat besar bagi dunia. Dengan memahami berbagai bidang yang ada dan difokuskan oleh pemerintah. Maka ada beberapa jenis teknologi Jepang yang berefek pada dunia serta makin mendunia. 

D. Teknologi Jepang Berefek pada Dunia

Berkembangnya teknologi tidak hanya dirasakan oleh negara Jepang, namun juga untuk dunia. Beberapa ciptaan teknologi Jepang ini telah memberikan pengaruh besar pada dunia. Ada lima teknologi yang diciptakan Jepang dan menjadi sangat fenomenal.

1. Shinkansen

Shinkansen diproduksi dengan mirip kereta peluru. Terlihat aneh, namun kereta tersebut sangat mulus berjalan dari Tokyo hingga Osaka. Sejak saat itu, banyak perusahaan dunia yang mengadopsi ide kereta cepat buatan Jepang. Salah satu yang terlahir setelah Shinkansen adalah kereta Maglev.

2. Walkman

Di tahun 1979 melalui perusahaan besar Jepang, Sony mengenalkan headphone pemutar pertama. Bahkan mengaplikasikan stereo yang ada di pasaran. Dikenal dengan nama walkman ini sangat sukses membuat dunia mengenal pemutar musik yang begitu praktis digunakan. Bahkan pada tahun 2009, penjualan walkman mencapai 220 juta unit yang tersebar di seluruh dunia.

3. Antena TV

Penemu dari Jepang bernama Yagi Hidetsugu dan Uda Shintaro melakukan eksperimen tahun 1920 di Tohoku University. Akhirnya antena TV mampu menangkap gelombang pendek dengan kemampuan tinggi yang dimiliki. Berfokus pada hal tersebut, antena tv justru hingga saat ini masih ditemukan dan berkembang di seluruh dunia.

4. Obat Nyamuk Bakar Piretrum

Pertama kali ditemukan di Jepang tahun 1890, berupa obat nyamuk bakar. Kemudian berkembang menjadi obat nyamuk piretrum pada tahun 1919 oleh Ueyama Eiichiro. Hingga akhirnya Jepang menjadi produsen zat piretrum sebagai pencegah malaria dan penyakit lain untuk membasmi nyamuk.

5. Bola Lampu Gastro Kamera Berwarna

Dahulu produksi film memanfaatkan bola lampu, namun intensitas sangat rendah dan begitu sensitif. Sehingga dikembangkan bola lampu berwarna yang bisa bertahan lama dinamakan gastro kamera. Hingga akhirnya menghasilkan teknologi yang bertahan lama serta intensitas tinggi dan sangat bermutu dengan gastro kamera.

E. Kebijakan Industri Jepang 

Merupakan sistem yang rumit yang dibuat oleh pemerintah Jepang setelah Perang Dunia II dan terutama pada 1950-an dan 1960-an. Tujuannya adalah untuk mempromosikan pengembangan industri dengan bekerja sama erat dengan perusahaan swasta. Tujuan dari kebijakan industri adalah untuk mengalihkan sumber daya ke industri tertentu untuk mendapatkan keunggulan kompetitif internasional bagi Jepang. Kebijakan dan metode digunakan terutama untuk meningkatkan produktivitas input dan untuk mempengaruhi, secara langsung atau tidak langsung, investasi industri.

Bimbingan administratif merupakan  instrumen utama penegakan yang digunakan secara luas di seluruh pemerintah Jepang untuk mendukung berbagai kebijakan. Pengaruh, prestise, nasihat, dan persuasi digunakan untuk mendorong baik perusahaan maupun individu untuk bekerja ke arah yang diinginkan. Persuasi dilakukan dan nasihat diberikan oleh pejabat publik, yang sering memiliki kekuasaan untuk memberikan atau menahan pinjaman , hibah , subsidi , lisensi , konsesi pajak , kontrak pemerintah , izin impor , devisa , dan persetujuan kartel.pengaturan. Orang Jepang menggunakan panduan administratif untuk menahan perubahan pasar, mengantisipasi perkembangan pasar, dan meningkatkan persaingan pasar.

Mekanisme yang digunakan oleh pemerintah Jepang untuk mempengaruhi perekonomian biasanya berhubungan dengan perdagangan, pasar tenaga kerja, persaingan, dan insentif pajak. Ini mencakup berbagai tindakan perlindungan perdagangan, subsidi, pengecualian de jure dan de facto dari undang-undang antimonopoli, penyesuaian pasar tenaga kerja, dan bantuan khusus industri untuk meningkatkan penggunaan teknologi baru . Daripada memproduksi berbagai macam barang, orang Jepang memilih beberapa area di mana mereka dapat mengembangkan barang-barang berkualitas tinggi untuk diproduksi dalam jumlah besar dengan harga yang kompetitif. 

Ada tiga elemen utama dalam perkembangan industri Jepang yaitu:

  1. Yang pertama adalah pengembangan sektor manufaktur yang berdaya saing tinggi. 
  2. Yang kedua adalah restrukturisasi industri yang disengaja menuju industri dengan nilai tambah yang lebih tinggi dan produktivitas tinggi. Pada akhir 1980-an, ini sebagian besar adalah industri tersier yang padat pengetahuan . 
  3. Elemen ketiga adalah strategi bisnis domestik dan internasional yang agresif.

Setelah Perang Dunia II, industri awal yang menurut pembuat kebijakan dan masyarakat umum Jepang harus dimiliki adalah besi dan baja , pembuatan kapal , pedagang laut, industri mesin pada umumnya, peralatan listrik berat, dan bahan kimia. Kemudian, mereka menambahkan industri mobil , petrokimia, dan tenaga nuklirdan, pada 1980-an, industri seperti komputer dan semikonduktor.

F. Faktor  Pendukung Kemajuan Industri Jepang. 

  1. Jepang kaya akan batu bara putih yang menjadi sumber tenaga utama dalam industri.
  2. Tersedia banyak tenaga kerja yang terampil dan terlatih. 
  3. Penduduknya memiliki jiwa disiplin dan berkemauan bekerja keras. 
  4. Tersedia modal yang cukup.
  5. Memiliki penguasaan IPTEK yang tinggi.
  6. Memiliki sistem transportasi yang sangat baik, terutama jaringan lalu lintas kereta api. 
  7. Tersedia pelabuhan laut yang sangat menunjang kegiatan ekspor dan impor. 
  8. Memiliki letak negara yang strategis, yaitu dekat dengan negara-negara yang kaya akan bahan baku dan negara-negara berkembang sebagai daerah sasaran ekspor. 
  9. Jepang menjalankan politik perdagangan dumping. 
  10. Memiliki dan menjalankan organisasi yang teratur.
  11. Memiliki pendapatan perkapita yang tinggi. 





SISTEM PABRIKASI TEKNOLOGI PRODUKSI MAJU AMERIKA

SISTEM PABRIKASI TEKNOLOGI PRODUKSI MAJU AMERIKA

Konten [Tampil]

Berakhirnya perang saudara merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah Amerika dan bersamaan dengan itu dasar-dasar negara telah diletakkan dan telah terbentuk pula corak umunya dari individualisme demokrasi, perekonomian Amerika bahkan di daerah utara perindustrialnya mengalami perkembangan selama setengah abad. Akan tetapi di beberapa daerah masih mengandalkan pertanian dan perdagangan.

Setelah tahun 1865 keadaan berubah total, imigran yang masuk ke Amerika meningkat. Kota-kota besar tumbuh dan industrialisasi maju, hal ini didukung oleh pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan. Orang-orang mulai menambang batu bara dan besi baja diproduksi sebagai bahan baku bagi perindustrian yang semakin berkembang, selain itu mereka mulai membuka jalur transportasi yang menghubungkan daerah utara dengan selatan, di temukannya tenaga listrik digunakan untuk penerangan, menjalankan mesin.

Selagi sumber daya alam Amerika digunakan, harta kekayaan yang berhasil dikumpulkan oleh kaum eksploitan dan pengusaha, para pemilik modal berselisih dengan kaum buruh, karena menurut pengusaha mereka berhak untuk berbuat seenaknya sedangkan kaum buruh menginginkan syarat yang lebih baik dan upah yang lebih tinggi. Para pengusaha skala kecil mencoba untuk menyesuaikan diri dengan keadaan karena mereka bersaing dengan para pengusaha yang lebih besar karena dunia usaha yang besar dan tak terbatas.

Amerika mengisi daerah-daerah yang belum berpenghuni dari pantai Atlantik sampai Pasifik dengan jumlah total penduduk sebanyak 76 juta jiwa, tahun 1900-an jumlah penduduk bertambah dua kali lipat jika dibandingkan tahun 1865 bahkan tidak tersedia lagi lahan yang cukup untuk menampung mereka, dan selama bebarapa waktu mereka merasa tertarik dan turut serta di dalam persaingan dengan negara-negara besar lainnya dengan berebut daerah di seberang lautan.

Perang saudara yang menghabiskan banyak tenaga tidaklah menghancurkan Amerika Serikat secara total, akan tetapi telah membangkitkan semangat untuk membangun Amerika yang lebih baik.

2.1 Pengertian Fabrikasi

Fabrikasi merupakan suatu proses kreatifitas pembentukan bahan material logam menjadi suatu bentuk yang diinginkan sesuai dengan standar desain dan shop drawing yang telah dibuat. Biasanya fabrikasi ini identik dengan konstruksi baja yang dalam proses kerjanya mengolah baja untuk dijadikan sebuah alat produksi dan struktur konstruksi baik itu rangka bangunan gedung maupun rangka bangunan lainnya.

Fabrikasi adalah proses pengolahan komponen material baik berupa plat, pipa ataupun baja profil yang dirangkai dan dibentuk untuk menghasilkan nilai tambah berdasarkan item-item tertentu sampai menjadi sebuah rangkaian alat produksi atau struktur konstruksi.

2.2 Faktor-faktor pendorong Teknologi dan Industrialisasi di Amerika Serikat

Pada saat kita sedang membahas sebuah negara yang maju maka mau tidak mau kita akan membahas sektor industrinya. Pada masa yang modern ini, sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam terbentuknya suatu negara.

Apabila orientasi pembangunan suatu negara dititik beratkan pada sektor industri maka pola hidup masyarakat yang berkembang akan berbeda dengan pola hidup masyarakat yang orientasi pembangunan negaranya yakni pada sektor pertanian. Serikat buruh yang umumnya terdapat pada pabrik–pabrik tentu akan berkembang lebih cepat di dalam sebuah negara industri yang di dukung oleh perkembangan teknologinya

Adapun faktor-faktor pendorong teknologi dan industrialisasi dapat berkembang di Amerika Serikat adalah :

  1. Digalakan kembali pembangunan Amerika setelah pecahnya perang saudara. Sektor industri sangatlah menentukan kemampuan sebuah negara. Jerman dapat bangkit kembali dari kekalahan Perang Dunia I dan menjadi ancaman yang paling besar bagi Eropa pada Perang Dunia II karena sektor industrinya yang kuat. Amerika Serikat sendiri sangat terbantu dengan adanya PD I dan PD II. Sebelum kedua perang tersebut dimulai, keadaan ekonomi di Amerika sangatlah lemah. Banyak terdapat pengangguran, kemiskinan, kelaparan dll. Hal – hal yang rasanya tidak mungkin kita lihat apabila kita melihat Amerika pada saat ini. PD I dan PD II telah menghidupkan kembali roda perekonomian Amerika Serikat dengan penghidupan kembali sektor industri oleh karena banyaknya permintaan senjata dari negara–negara yang sedang berperang.
  2. Tersedianya sumber daya alam yang melimpah guna menunjang perkembangan teknologi dan industrialisasi. Hal ini menarik simpati bagi investor baik asing maupun dalam negeri untuk membangun industri atau pabrik.
  3. Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1689. Revolusi Industri adalah perubahan teknologi, sosio-ekonomi, dan budaya pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 yang terjadi dengan penggantian ekonomi yang berdasar pada pekerja yang nantinya didominasi oleh industri dan diproduksi mesin.
  4. Revolusi ini dimulai di Inggris dengan perkenalan mesin uap (dengan menggunakan batu bara sebagai bahan bakar) dan ditenagai oleh mesin (terutama dalam produksi tekstil). Perkembangan peralatan mesin logam-keseluruhan pada dua dekade pertama dari abad ke-19 membuat produk mesin produksi untuk digunakan di industri lainnya.
  5. Penemuan mesin uap oleh James Watt tahun 1763. Watt menjadi tertarik dengan mesin uap di tahun 1764 ketika dia sedang membetulkan mesin ciptaan Newcomen. Meskipun Watt cuma peroleh pendidikan setahun sebagai tukang pembuat perkakas, tetapi dia punya bakat pencipta yang besar. Penyempurnaan-penyempurnaan yang dilakukannya terhadap mesin bikinan Newcomen begitu penting, sehingga layaklah menganggap sesungguhnya Wattlah pencipta pertama mesin uap yang praktis.
  6. Keberhasilan Watt pertama yang dipatenkannya di tahun 1769 adalah penambahan ruang terpisah yang diperkokoh. Dia juga membikin isolasi pemisah untuk mencegah menghilangnya panas pada silinder uap, dan di tahun 1782 dia menemukan mesin ganda. Di tahun 1781, Watt juga menemukan seperangkat gerigi untuk mengubah gerak balik mesin sehingga menjadi gerak berputar. Alat ini meningkatkan secara besar-besaran penggunaan mesin uap. Watt juga berhasil menciptakan pengontrol gaya gerak melingkar otomatis (tahun 1788), yang menyebabkan kecepatan mesin dapat secara otomatis diawasi. Juga menciptakan alat pengukur bertekanan (tahun 1790), alat penghitung kecepatan, alat petunjuk dan alat pengontrol uap sebagai tambahan perbaikan lain-lain peralatan. Semua penemuan tersebut merupakan suatu hal yang sangat membantu bagi kehidupan manusia dalam berteknologi dan mengembangkan sentral industrialisasi di Amerika.
  7. Perserikatan pengusaha kereta api barat dapat berkembang. Hal ini terjadi karena ada dukungan dari kongres yang memberikan subsidi kepada mereka dan tanah yang luas di sekitar jalur kereta api. Jalur kereta api yang memadai membuat pendistribusian hasil industri semakin mudah dan menarik minat para investor untuk membangun industri yang menguntungkan.
  8. Pengembangan pertanian, pertambangan dan pabrik-pabrik di daerah pedalaman, oleh J.Hill dan E.H. Harriman sehingga membuat mereka lebih berkuasa dari pada gubernur negara-negara bagian. Munculnya pemilik-pemilik modal yang baru membuat industrialisasi dapat berkembang dengan pesat,

2.3 Perkembangan Teknologi dan Industrialisasi di Amerika

Setelah dibukanya jalur transportasi kereta api di Middle-West, pertanian di sana semakin intensif dikembangkan, karenanya hasil pertanian semakin melimpah. Pada perkembangan selanjutnya pertanian ini menjurus ke perindustrian di masa depan. Selain pertanian, perindustrian membutuhkan sumber bahan energi yang lain guna perindustrian itu sendiri seperti bahan baku dan keahlian.

Terlepas dari pencapaian besar di bidang industri pertanian tetap menjadi pekerjaan utama di negara tersebut dalam revolusi di bidang pertanian memperlihatkan pergeseran dari tenaga buruh kasar ke tenaga mesin. Dari bertani untuk mencukupi kebutuhan mereka sendiri menjadi pertanian komersial. Antara tahun 1860-1910 jumlah petani di Amerika meningkat tiga kali lipat dari dua juta naik hingga enam juta, sedangkan lahan pertanian sendiri naik dari 160 juta hektar menjadi 352 juta hektar.

Yang menjadi faktor penunjang dalam keberhasilan di bidang pertanian adalah perluasan kearah barat, selain itu penggunaan mesin yang diaplikasikan ke alat-alat pertanian. Tahun 1800 petani yang menggunakan sabit hanya dapat memotong 20 persen lahan gandum sehari tetapi setelah mesin digunakan mereka dapat memotong 80 persen lahan pertanian, selanjutnya mesin-mesin yang lain pun turut bermunculan seprti mesin pengikat otomatis, mesin penumbuk selain perkembangan di bidang pertanian perkembang ini juga turut merambah ke bidang perkebunan seperti mesin pemotong, mesin pemisah, dan lain-lain.

Salah satu yang memegang peranan yang tak kalah penting adalah ilmu pengetahuan atau sains. Pada tahun 1862 undang-undang pemberian lahan kepada perguruan tinggi (Morril Land Grand Collage Act) membagikan tanah publik kepada setiap negara bagian untuk mendirikan perguruan tinggi pertanian dan industri. Lembaga ini berfungsi sebagai institusi pendidikan dan pusat penelitian pendidikan. Sekitar tahun 1860-an banyak terdapat penemuan-penemuan dan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas besi baja seperti yang dilakukan oleh Kelly (AS) Bassemer (Inggris) dan Siemens (Jerman), sehingga hal ini membuka jalan untuk membuat produksi massal dari hasil tambang. Sekitar tahun 1900-an, Amerika telah menjadi produsen baja terbesar di dunia, selain itu masih terdapat sumber energi yang lain yang berkembang secara bersamaan dengan perkembangan industri yakni tenaga uap dan listrik.

Pada tahun 1879 Thomas Alva Edison berhasil membuat bola lampu yang sanggup bertahan selama 100 jam. Dan pada tahun 1882 Edison berhasil membuat generator listrik dengan jaringan kawat di New York sehingga menghasilkan tenaga untuk perusahaan trem. Penemuan listrik ini juga turut mengembangkan telegraf dan telepon sehingga pada abad ke-19 industri di Amerika sudah menguasai perkembangan ekonomi terutama di bidang pertanian, sehingga seluruh corak kehidupan ekonomi dikuasai oleh industri

2.4 Dampak dari perkembangan Teknologi dan Industrialisasi

Adapun dampak yang ditimbulkan dari perkembangan Teknologi dan Industri di berbagai bidang, di antaranya:

  • Bidang Sosial, Akibat dari Revolusi Industri bagi rakyat Amerika yaitu orang Amerika berubah menjadi orang-orang yang tamak seperti kaum industrialis tetapi memiliki pandangan yang jauh ke depan, selain itu terjadinya pergeseran pola hidup masyarakat yang merubah menjadi masyarakat konsumtif. Dengan adanya industrialisasi menjadikan para petani kehilangan pekerjaan di karenakan alat-alat mesin dan bermunculan teknologi baru seiring degan perkembangan IPTEK. Industrialisasi membuat mobilitas masyarakat menjadi tinggi, taraf hidup meningkat. Semua perabotan dan peralatan diganti dengan penggunaan teknologi yang di jalankan oleh mesin.
  • Bidang Ekonomi, Dengan dibukanya jalur tranportasi akan memudahkan mereka untuk memperoleh barang yang diinginkan, selain itu ekonomi dikuasai oleh para pemilik modal saja sehingga terciptanya monopoli ekonomi. Pabrik-pabrik yang didirikan di Amerika kebanyakan didirikan oleh pihak swasta yang bersifat liberal, sehingga pemerintah tidak campur tangan di dalam bidang ekonomi. Hal ini yang menunjang sistem ekonomi liberal kapitalis dapat tumbuh dan berkembang di Amerika.
  • Bidang Politik, Para pemilik modal memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada seorang gubernur, selain itu pemerintah tidak dapat mencampuri urusan ekonomi karena pemerintah hanya bertugas untuk membuat peraturan dan badan pengawas saja. Sistem Ekonomi Liberal Kapitalis dapat berkembang karena hal ini didukung oleh persaingan yang terjadi diantara para pengusaha-pengusaha.




Sistem Fabrikasi Lokal

Sistem Fabrikasi Lokal

Konten [Tampil]

Fabrikasi sangat erat kaitannya dengan manufaktur. Fabrikasi merupakan suatu istilah perindustrian yang mengacu pada manipulasi bahan mentah seperti baja, logam untuk pembuatan mesin dan struktur bangunan melalui beberapa metode yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.

Fabrikasi juga dapat diartikan suatu Tindakan atau proses pembuatan atau penemuan sesuatu. Dengan kata lain fabrikasi adalah membangun sesuatu dengan berbagai cara baik dengan manual atau automatisasi bertempat di rumahan atau pabrik manufaktur.

Fabrikasi merupakan topik yang akan dibahas dalam makalah ini mulai dari beberapa poin seperti pengertian, jenis-jenis, ruang lingkup dan tahapan proses fabrikasi, alat mesin dan produk fabrikasi.


2.1 Pengertian Fabrikasi

Fabrikasi merupakan suatu proses kreatifitas pembentukan bahan material logam menjadi suatu bentuk yang diinginkan sesuai dengan standar desain dan shop drawing yang telah dibuat. Biasanya fabrikasi ini identik dengan konstruksi baja yang dalam proses kerjanya mengolah baja untuk dijadikan sebuah alat produksi dan struktur konstruksi baik itu rangka bangunan gedung maupun rangka bangunan lainnya.

Fabrikasi adalah proses pengolahan komponen material baik berupa plat, pipa ataupun baja profil yang dirangkai dan dibentuk untuk menghasilkan nilai tambah berdasarkan item-item tertentu sampai menjadi sebuah rangkaian alat produksi atau struktur konstruksi.


2.2 Jenis Fabrikasi

Berdasarkan tempatnya, pekerjaan fabrikasi dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Workshop fabrications

Workshop fabrications adalah pengerjaan fabrikasi yang dilakukan di dalam suatu bangunan atau gedung. Di dalam gedung tersebut sudah disediakan segala macam alat dan mesin-mesin untuk melakukan proses produksi dan proses fabrikasi, seperti mesin las, mesin potong plat, mesin bending, overhead crane dan lain-lain.

2. Site fabrications

Site fabrications adalah pengerjaan fabrikasi yang dilakukan di luar bangunan atau gedung workshop, lebih tepatnya dikerjakan di area lapangan terbuka. Site fabrications ini lebih banyak untuk mengerjakan fabrikasi yang menghasilkan rangkaian struktur konstruksi dimana bangunan akan didirikan.

Di situlah nantinya semua ruang lingkup proses pekerjaan fabrikasi dilakukan, dari pengiriman bahan material, memotong dan mengebor material, proses pengelasan, assembling,  finishing, proses sandblast dan painting sampai dengan proses pemasangan konstruksi baja (installation of steel construction).


2.3 Ruang Lingkup Tahapan Proses Fabrikasi

Sementara itu ruang lingkup pekerjaan fabriaski terdiri dari 9 langkah yaitu:

1. Proses penandaan (marking)

Pertama kali yang harus dilakukan setelah bahan material produksi sampai adalah proses marking, yaitu pengukuran dan pembentukan sketsa langsung pada bahan material dari semua item berdasarkan shop drawing yang telah dibuat.

2. Proses pemotongan (cutting)

Proses yang kedua yaitu proses pemotongan material yang sudah diberi tanda (marking) menggunakan cutting torch atau mesin potong. Prosesnya dapat dilakukan dengan metode seperti  penggunaan oxy flame cutting, cnc cutting dan mesin potong hidrolik.

3. Proses Pengeboran (drilling)

Proses selanjutnya yaitu drilling atau pengeboran dan pembuatan lubang baut disesuaikan dengan ukuran baut yang akan digunakan. Diameter lubang tersebut biasanya menggunakan ukuran standar yang nantinya digunakan untuk proses erection pada site.

4. Proses Penyetelan (assembling)

Tahapan yang keempat dalam fabrikasi adalah proses assembling atau penyetelan dan perakitan material menjadi bentuk jadi. Proses ini juga dikenal dengan istilah “las titik” atau “teck weld” fitter yang merupakan proses fit up sebelum material tersebut dirakit secara permanen dengan cara welding oleh seorang welder.

Pengelasan titik ini sangat penting untuk mengunci hasil dari sebuah penyetelan. Baik dalam rangka plate, profil ataupun pipa agar tidak adanya sebuah pergerakan ketika seorang welder melakukan langkah berikutnya pada proses pengelasan.

5. Proses Pengelasan (welding)

Yaitu proses menyambung dua bagian logam dengan menggunkan energi panas. Caranya welder akan mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi untuk kemudian akan menghasilkan sambungan yang berkelanjutan serta permanen. Kualitas mutu dari hasil pengelasan bergantung pada skill welder atau tukang las itu sendiri.

6. Proses Pemeriksaan (checking)

Proses checking adalah kegiatan pemeriksaan atau pengawasa terhadap hasil dari produk setengah jadi atau produk jadi. Checking ini biasanya dilakukan oleh seorang Quality Control (QC) yang akan melihat dan meninjau produk tersebut apakah sudah sesuai standar ataukah belum. Proses checking ini mencakup pengukuran material, bagian-baginnya, bentuk, dan ukuran disesuaikan dengan shop drawing.

7.  Proses Finishing

Yaitu yaitu proses pembersihan dan penggrindaan semua permukaan material dari bekas tagweld dan lain-lain.

Proses finishing dalam fabrikasi lakukan untuk proses pembersihan material baja dari sisa proses jasa fabrikasi, seperti : bekas pinggiran kasar dari proses cutting (pemotongan). Proses finishing biasanya dilakukan dengan menggunakan gerindra mesin, dan proses ini dilakukan sebelum proses blasting (penyemprotan) dan painting (pengecatan) dikerjakan.

8. Proses penyemprotan (blasting)

Prose blasting ini dilakukan dengan cara menyemprotkan pasir menggunakan tekanan udara ke semua bagian permukaan material fabrikasi untuk menghilangkan kotoran, krak ataupun lapisan logam tertentu yang menempel.

9. Proses pengecatan (painting)

Langkah terkahir yaitu proses pengecatan produk fabrikasi sesuai keinginan owner atau prosedur yang telah ditentukan.

2.4 Alat, Mesin dan produk Fabrikasi

Dalam pengerjaan fabrikasi banyak dibutuhkan alat, bahan, dan mesin mesin yang berfungsi sebagai penunjang kelancaran pekerjaan fabrikasi antara lain:

  • Overhead crane
  • Material carriage
  • Instalasi pipa
  • Gas karbondioksida (CO2)
  • Acetyline
  • Air compressor
  • Water line dan instalasi listrik
  • Instalasi telepon
  • Instalasi instrument mesin-mesin
  • Instalasi jaringan network lokal

Sementara itu berikut ini mesin-mesin yang biasanya dibutuhkan saat pengerjaan fabrikasi untuk mewujudkan sebuah alat produksi atau struktur konstruksi:

  • Mesin bending
  • Mesin roll
  • Mesin sharing
  • Mesin las
  • Mesin shotblast
  • Mesin pengecatan

Produk Fabrikasi

Barang produksi fabrikasi yang biasa dikerjakan antara lain:

  • Ducting
  • Hopper
  • Conveyor
  • Structure
  • Dust cooller
  • Stage
  • Storage tanki dan lain sebagainya.

2.5 Sejarah Fabrikasi 

Pada 1485, Leonardo da Vinci menggambar sketsa awal penggilingan, dan pada tahun 1501 terdapat 2 contoh idenya yang digunakan, satu untuk menggulung lembaran emas menjadi ketebalan seragam untuk koin. Yang lain untuk memotong lembaran yang dibentuk sebelumnya menjadi strip.

Berlanjut di tahun 1590, mesin cetak da Vinci dihidupkan menggunakan dua silinder berat untuk menekan berbagai jenis logam. Lalu pada 1615, pabrik industry pertama mulai memproduksi pelat timah dan timah.

Pada pertengahan tahun 1700-an Revolusi Industri secara dramatis meningkatkan produksi lembaran logam melalui penggunaan jalur produksi dan mesin press hidrolik. Pada 2011, industry lembaran pengerjaan logam di AS saja bernilai sekitar $20,5 milliar.

Fabrikasi baja seperti yang kita kenal sekarang merupakan awal dari manipulasi satu hal menjadi hal lain. Dalam istilah fabrikasi baja, hal tersebut berarti menggabungkan, membengkokkan, memotong, dan membentuk logam ke dalam banyak aplikasi industry.

Saat ini fabrikasi baja industry cocok untuk pembuatan produk logam yang tak terhitung banyaknya, mulai dari sector otomotif atau transportasi, perhiasa, perabotan rumah tangga, penggunaan militer, eletronik, bahan bangunan dan lain-lain.






Selasa, 29 Juni 2021

DESAIN, ANALISIS DAN STRATEGY PROSES SERTA PELAYANAN DALAM MANAGEMENT OPERASI

DESAIN, ANALISIS DAN STRATEGY PROSES SERTA PELAYANAN DALAM MANAGEMENT OPERASI

Konten [Tampil]

Berbagai spesifikasi produk dan jasa dirancang harus diterjemahkan ke berbagai sistem pemrosesan yang diciptakan produk atau menyediakan jasa. Desain proses phisik untuk meproduksi barang dan jasa ini menyangkut serangkaian keputusan tentang seleksi proses, pemilihan teknologi dan perencanaan proses.

Keputusan-keputusan harus dibuat menurut tentang tipe proses, derajat otomatis, macam mesin yang digunakan. Desain proses tidak semata-mata hanya merupakan masalah teknik tetapi juga menyangkut pertimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan. 

A. Pengertian Strategy Proses

Strategy proses (process strategy) merupakan sebuah pendekatan dari organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah proses yang bisa menghasilkan produk yang memenuhi keinginan pelanggan yang sesuai dengan biaya dan batasan manajerial lainnya. Proses yang dipilih akan memiliki efek Jangka panjang pada efisien dan fleksibilitas dari produksi selain juga biaya dan mutu dari barang yang dihasilkan.

B. Empat Strategy Proses

1. Fokus pada proses (process focus)

adalah sebuah fasilitas produksi yang diorganisasikan di sekitar proses-proses untuk memfasilitasi produksi bervolume rendah, tetapi keragamannya tinggi pada tempat yang disebut “job shop”. Dalam sebuah pabrik, proses yang ada mungkin berupa departemen yang menangani pengelasan, penghalusan, dan pengecatan. Dalam sebuah kantor, proses yang ada dapat berupa bagian utang, penjualan, dan pembayaran. Dalam sebuah restoran, proses-proses tersebut mungkin berupa bar, panggangan dan toko roti. Fasilitas yang ada terfokus pada proses dalam hal peralatan, tata letak, dan pengawasannya. Mereka menyediakan tingkat fleksibilitas produk yang tinggi seiring produk-produk berpindah sesaat diantara proses-proses yang ada. Setiap proses dirancang untuk melaksanakan beragam aktivitas dan menghadapi perubahan yang kerap muncul. Oleh karena itu, proses ini disebut juga proses sesaat.

2. Fokus berulang (repetitive focus)

adalah proses produksi yang menggunakan modul yang berorientasi pada produk. Modul adalah bagian atau komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya yang sering berada dalam proses yang kontinu. Lini proses berulang sama dengan lini perakitan klasik. Lini yang digunakan secara luas di hampir seluruh perakitan mobil dan peralatan rumah tangga, lebih terstruktur dan karenanya menjadi lebih tidak fleksibel dibandingkan suatu fasilitas yang terfokus pada proses.

3. Fokus pada produk (product-focused)

adalah fasilitas yang diorganisasikan di sekeliling produk, sebuah proses berorientasi produk bervolume tinggi, tetapi berkeragaman rendah. Proses ini juga disebut proses kontinu sebab mempunya lintasan produksi yang sangat panjang dan kontinu.

Produk seperti kaca, kertas, lembaran timah, bola lampu, bir dan baut dibuat melalui proses yang kontinu. Sebuah fasilitas yang berfokus pada produk menghasilkan produk dengan volume tinggi dan keragaman rendah. Fasilitas dengan sifat khusus ini biasanya membutuhkan biaya tetap yang tinggi. Namun, fasilitas dengan biaya variabel yang rendah dapat dihasilkan utilisasi fasilitas yang tinggi.

4. Fokus kustomisasi massal

Manajer operasi  telah memproduksi jasa dan barang-barang pilihan ini melalui apa yang disebut dengan kustomisasi massal. Kustomisasi massal merupakan pembuatan produk dan jasa yang dapat memenuhi keinginan pelanggan yang semakin unik secara cepat dan murah. Namun, kustomisasi massal bukan hanya mengenai keragaman produk, tetapi juga bagaimana secara ekonomis mengetahui apa yang diinginkan pelanggan dan kapan pelanggan menginginkannya dengan tepat. Kustomisasi massal memberikan kita keragaman produk yang biasanya dapat disediakan oleh manufaktur bervolume rendah (fokus pada proses) dengan biaya seperti manufaktur bervolume tinggi dan terstandardisasi (fokus pada produk). Membangun proses yang gesit yang memproduksi produk terkustomisasi secara cepat dan murah membutuhkan pemanfaatan sumber daya organisasi secara imajinatif dan agresif. Kaitan antara logistik, produksi, dan penjualannya harus erat.

PERBANDINGAN PILIHAN PROSES PRODUKSI

C.    Analisis dan Desain Proses
Sejumlah perangkat dapat membantu memahami kompleksitas dari desain proses dan perancangan ulang proses. Perangkat tersebut merupakan cara sederhana untuk memahami apa yang terjadi atau apa yang harus terjadi dalam proses. Kelima perangkat tersebut ialah:
  1. Diagram alir, Perangkat yang pertama adalah diagram alir (flow diagrant) yang merupakan suatu skema atau gambaran dari perpindahan bahan, produk atau orang.
  2. Pemetaan fungsi waktu, Perangkat yang kedua untuk analisis dan desain proses adalah diagram alir, tetapi dengan ditambahkan waktu pada sumbu horizontalnya. Diagram ini kadang disebut sebagai pemetaan fungsi waktu (time-function mapping) atau pemetaan proses (process mapping). Dengan pemetaan fungsi waktu, titik-titik mengindikasikan aktivitas dan panah-panah mengindikasikan arah aliran dengan waktu pada sumbu horizontalnya. Jenis analisis ini memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam hal langkah tambahan, pengulangan dan keterlambatan yang tidak perlu.
  3. Pemetaan aliran nilai, Satu variasi dari pemetaan fungsi waktu adalah pemetaan aliran nilai (value stream mapping, VSM). Namun, pemetaan aliran nilai mengambil bentuk yang lebih lebar di mana nilai ditambahkan (dan tidak ditambahkan) pada keseluruhan proses produksi, termasuk rantai pasokan. Namun, pemetaan aliran nilai mengembangkan analisis ini kembali ke pemasok. Pemetaan aliran nilai tidak hanya memperhitungkan proses, tetapi juga keputusan manajemen dan sistem informasi yang mendukung proses tersebut.
  4. Diagram proses, Diagram proses (process charts) menggunakan simbol, waktu, dan jarak untuk mendapatkan cara yang objektif dan terstruktur untuk menganalisis dan mencatat berbagai aktivitas yang membentuk sebuah proses. Diagram ini memusatkan perhatian pada aktivitas penambahan nilai.
  5. Perencanaan pelayanan, Produk dengan tingkat pelayanan tinggi mungkin membutuhkan penggunaan teknik pemrosesan kelima. Perencanaan pelayanan (service blueprinting) merupakan teknik analisis proses yang memusatkan perhatian kepada pelanggan dan interaksi penyedia layanan dengan pelanggannya Kelima perangkat analisis proses ini masing-masing memiliki kekuatan dan keragamannya tersendiri. Diagram alir merupakan cara yang tepat untuk menggambarkan keseluruhan proses dan mencoba untuk memahami sistem secara keseluruhan. Pemetaan fungsi waktu menambahkan ketepatan dan faktor waktu untuk analisis secara makro. Pemetaan aliran nilai melingkup di luar organisasi langsung hingga pelanggan dan pemasok. Diagram proses dirancang untuk menyediakan pandangan proses secara lebih terperinci dengan menambahkan beberapa hal, seperti waktu untuk penambahan nilai ( value-added time), penundaan, jarak, penyimpanan, dan lainnya. Di lain pihak, perencanaan pelayanan dirancang untuk membantu memusatkan perhatian pada bagian interaksi pelanggan dalam proses. Karena interaksi pelanggan sering merupakan variabel penting dalam desain proses sekarang, kita akan telaah beberapa aspek tambahan dari desain proses.

PROJECT MANAGEMENT

PROJECT MANAGEMENT

Konten [Tampil]

Manajemen proyek adalah manajemen kerj untuk mengembangkan dan menerapkan inovasi atau perubahan dalam oprai yang sudah ada. Hal ini meliputi perencanaan proyek dan pengendalian kegiatan proyek, tergantung pada keterbatasan sumber daya dan anggaran, untuk memastikan proyek berjalan sesuai jadwal.

Proyek adalah usaha sementara yang dilakukan untuk menciptakan produk atau jasa yang unik. Proyek bersifat spesifik tepat waktu, biasanya melibatkan multidisiplin dan selalu sarat konflik. Proyek adalah bagian dari progam secara keseluruhan dan dapat diuraikan menjadi tugas, sub tugas dan lebih lanjut sesuai yang diinginkan.

Dalam penerapan manajemen proyek, keberhasilan komunikasi dalam suatu organisasi merupakan aset yang penting sebagai sasaran dan tujuan organisasi tersebut. 

A. Pengertian manajemen proyek

Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan/penggerakan (actualing) dan pengawasan (controlling), yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang ditetapkan melalui sumber daya manusia dan sumber daya lain.

proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya yang terbatas, untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan. Sehingga manajemen proyek secara luas diterapkan pada seluruh tahapan proyek, mulai dari tahapan perencanaan, perancangan, pengadaan dan pelaksanaan, sehingga untuk menerapkannya akan lebih rumit dan komplek,

Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek. 

B. Tingkatan manajemen proyek.

  1. Higher Management ( Manajemen Puncak/Tingggi ), Manajemen disini berkaitan dengan seluruh kegiatan manajemen organisasi secara luas, umum, dan menyeluruh. Manajernya merupakan manajer puncak/top manager yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi,penentuan kebijakan/policy umum organisasi. Biasanya manajer puncak terdiri dari para eksekutif seperti presiden direktur,direktur,kepal cabang dan sebagainya yang merupakan level perantara pada struktur organisasinya.
  2. Middle Management ( Manajemen Menengah/Madya), Manajemen disini ruang lingkupnya berkaitan dengan manajemen bagian yang menjadi tanggunag jawabnya.manajernya adalah manajer maenengah/ madya yang merupakan manajer departemen yang mengkoordinir/ membawahi beberapa seksi atau bagian dan merupakan level bawah/teknis pada struktur organisasinya.
  3. Lower management ( Manajemen Tingkat Bawah/Lini), Manajemen disini berkaitan dengan manajemen ditingkat operasional/teknis yang berhubungan langsung dengan tenaga-tenaga operasional/teknis .Manajernya merupakan manajer operasional dan merupakan level bawah/teknis Pada struktur organisasinya. Sebagai seorang manajer ada beberapa kemampuan/kemahiran dan orientasi yang harus dimiliki berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, fungsi dan peranannya dalam mencapai tujuan manajemen dan organisasi.
C. Ada 3 (tiga) kemampuan dan orientasi yang harus dimiliki seorang manajer, Yaitu:

  • Conceptual skill, Conceptual skill adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan keadaan/kondisi/situasi yang ada, menentukan variabel dan factor-faktor yang menentukan,kemudian menganalisisnya dengan alternative yang luas untuk menentukan keputusab dan langkah-langkah yang akan diambil sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan. Conceptual skill merupakan kemampuan untuk melihat persoalan secara menyeluruh dan komprehensifdan menganalisisnya untuk mendapatkanmenentukan suatu konsep/kebijakan yang bersifat strategic dan mendasar.
  • Human Skill, Human skill yaitu kemampuan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain sehingga tercipta partisipati dan suasana yang serasi/harmonis diantar kelompok-kelompok/anggota-anggota yang berkaitan/berhubungan untuk mendukung pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
  • Technical Skill, Technical skill yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas khusus bersifatb teknis yang menjadi tanggung jawab yang berkaitan dengan prosedur,proses,peralatan,teknik/metode operasional dan sebagainya
D. Unsur-Unsur Manajemen Proyek (Konstruksi)
Unsur-unsur manajemen merupakan sumber daya yang berpengaruh terhadap berfungsinya manajemen di dalam mencapai tujuannya.
Unsur-unsur manajemen yang utama biasa dinyatakan dalam 6 (enam) M, yaitu :
  • Men (manusia)
  • Material (bahan-bahan/material)
  • Machines (mesin-mesin/peralatan)
  • Money (uang)
  • Methods (metode/cara/teknologi)
  • Market (pasar)
Untuk mencapai tujuan manajemen proyek, seorang manajer harus dapat menggunakan dan memanfaatkan unsur-unsur manajemen tersebut (sebagai sumber daya) secara efisien dan efektif sehingga dapat dicapai tujuan yang telah ditentukan secara optimal.

E. Fungsi-fungsi Manajemen Proyek
Pada dasarnya manajemen berarti pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu (yang disebut sebagai fungsi-fungsi manajemen).
Dalam menentukan fungsi-fungsi manajmen masih ada perbedaan antara beberapa ahli, sebagai berikut:
  • G.R. Terry (Principiles of management)
    • Planning (Perencanaan)
    • Organizing (Pengorganisasian)
    • Actuating (Menggerakkan)
    • Controlling PengawasaN
  • H. Alberts (Managenment, The Basic Concept)
    • 1Planning
    • Oganizing
    • Directing
    • Controlling
  • Henry Fayol
    • Planning
    • Organizing
    • Commanding
    • Coordinating
    • Controlling
  • Koontz, H and O’Donelt (The Principles of Management)
    • Planning
    • Organizing
    • Saffing
    • Directing
    • Controlling
  • Luther Gallick
    • Planning
    • Organizing
    • Staffing
    • Directing
    • Coordinating
    • Reporting
    • Budgeting
  • William Spriegel
    • Planning
    • Organizing
    • Controlling
F. Fungsi Manajemen Proyek
Berikut ini beberapa ulasan singkat mengenai fungsi manajemen proyek yaitu:
  • Pelingkupan “Scooping” yang menjelaskan mengenai batas-batas dari sebuah proyek.
  • Perencanaan ” Planning” menidentifikasi tugas apa saja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah proyek.
  • Perkiraan “Estimating” setiap tugas yang dibutuhkan dalam penyelesaian sebuah proyek harus diperkirakan.
  • Penjadwalan ” Scheduling” seorang manajer proyek harus bertanggung jawab atas penjadwalan seluruh kegiatan suatu proyek.
  • Pengorganisasian “Organizing” seorang manajer proyek memastikan bahwa seluruh anggota tim dari sebuah proyek mengetahui peran serta tanggung jawab masing-masing dan hubungan laporan mereka kepada manajer proyek.
  • Pengarahan “Directing” mengarahkan seluruh kegiatan-kegiatan tim dalam proyek.
  • Pengontrolan “Controlling” fungsi pengontrolan atau pengendalian ini mungkin saja merupakan fungsi tersulit dan juga terpenting bagi seorang manajer apakah proyek akan berjalan semestinya ataukah tidak.
  • Penutupan “Closing” manajer proyek hendaknya selalu menilai keberhasilan atau kegagalan pada kesimpulan dari sebuah proyek yang dijalani.
G. Tujuan Manajemen Proyek
Proyek ialah serangkaian rencana kegiatan terkait untuk mencapai tertentu tujuan bisnis. Proyek sistem informasi termasuk pengembangan sistem informasi baru, peningkatan sistem yang ada atau upgrade atau penggantian teknologi informasi perusahaan “TI” infrastruktur. Manajemen proyek mengacu pada penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan dan teknik untuk mencapai target tertentu dalam anggaran dan waktu yang ditentukan kendala.
Kegiatan manajemen proyek termasuk perencanaan pekerjaan, menilai risiko, memperkirakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan, memperoleh sumber daya manusia dan material, menetapkan tugas, kegiatan mengarahkan, mengendalikan pelaksanaan proyek, melaporkan kemajuan dan menganalisis hasil. Sebagai di daerah lain bisnis, manajemen proyek untuk sistem informasi harus berurusan dengan lima variabel utama: ruang lingkup, waktu, biaya, kualitas dan risiko.

H. Ruang Lingkup Proyek
Adapun ruang lingkup proyek yang diantaranya yaitu:
  • Menentukan waktu dimulai proyek.
  • Membuat perencanaan lingkup dari proyek yang akan dikerjakan.
  • Penjabaran dari ruang lingkup proyek.
  • Pengecekan proyek dan mengendalikan atas perubahan yang mungkin terjadi ketika proyek tersebut dimulai.
I. Contoh Manajemen Proyek
Adapun contoh manajemen proyek yang diantaranya yaitu:
  • Proyek konstruksi yaitu menghasilkan pembangunan gedung, jembatan, jalan raya, jalan tol dan lain sebagainya.
  • Proyek penelitian dan pembangunan yaitu menghasilkan suatu produk tertentu dengan maksud untuk memperbaiki maupun meningkatkan kualitas suatu produk, layanan dan lain sebagainya.
  • Proyek industri manufaktur yaitu suatu bentuk kegiatan yang diawali dengan merancang sampai terciptanya sebuah produk baru.
  • Proyek padat modal yaitu sebuah proyek yang memerlukan modal yang sangat banyak. Contohnya: pembebasan tanah yang luas, pembelian atau pengadaan suatu barang, pembangunan suatu fasilitas produksi dan lain sebagainya.






 

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Konten [Tampil]

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini membawa pengaruh yang cukup besar bagi perekonomian di indonesia maupun di dunia. Para pelaku bisnis nasional perlu menyadari bahwa dalam situasi persaingan yang sangat ketat ini, mutlak diperlukan strategi yang handal agar produknya memiliki keunggulan. Setiap pebisnis bebas menawarkan produk dengan berbagai cara, antara lain menawarkan harga yang kompetitif, pelayanan yang baik dan kualitas dari suati produk atau jasa. 

Pelayanan menjadi salah satu syarat utama bagi kesuksesan bisnis. Kompetisi global memberikan pilihan kepada konsumen dan mereka semakin sadar biaya dan sadar nilai, dalam meminta produk dan jasa yang berkualitas tinggi. Dengan meningkatnya kepekaan konsumen terhadap produk dan jasa, maka daya saing dan daya tahan setiap usaha harus memandang rendahnya biaya yang dikorbankan, tetapi juga ditentukan oleh efektifitas pelayanan. Hal inilah yang mendasari pemikiran akan perlunya suatu sistem manajemen terpadu seperti Total Quality Management (TQM) agar dapat menghasilkan berbagai produk dan jasa yang berkualitas tinggi. Kualitas produk atau jasa yang dihasilkan harus diimbangi dengan pengeluaran biaya yang seminimal mungkin dan pelayanan yang seefisien mungkin. 

A. Pengertian Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM) disebut juga dengan Manajemen Mutu Terpadu atau Manajemen Kualitas Terpadu adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan, dan manfaat bagi semua anggota organisasi dan masyarakat. Menurut Nasution, Total Quality Management (TQM) adalah Perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan. Sedangkan menurut Tjiptono, Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. 

B. Karakteristik Total Quality Management

Adapun karakteristik  dalam TQM Menurut (Goetsch dan Davis, 1994), yaitu sebagai berikut :

  1. Fokus pada pelanggan. Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 
  2. Obsesi terhadap kualitas. Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. 
  3. Pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. 
  4. Komitmen jangka panjang. TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. 
  5. Kerjasama tim. Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. 
  6. Perbaikan secara berkesinambungan. Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat. 
  7. Pendidikan dan pelatihan. Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. 
  8. Kebebasan yang terkendali. Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
  9. Kesatuan tujuan. Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja. 
  10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya .
C. Prinsip Dan Penerapan Total Quality Management (TQM)
a. Fokus Pada Pelanggan
Perusahaan tergantung pada pelanggannya, maka harus mengerti apa keinginan pelanggan saat itu dan masa yang akan datang. Temui dan kenali apa keperluan pelanggan dan berusahalah memenuhi bahkan melebihi harapan-harapan pelanggan. Penerapan prinsipnya yaitu :
  • Teliti pahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
  • Pastikan bahwa sasaran organisasi sejalan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan
  • Komunikasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan ke seluruh organisasi
  • Ukur tingkat kepuasan pelanggan kemudian ambil tindakan dari hasil pengukuran tersebut
  • Lakukan pengelolaan secara sistematis hubungan dengan pelanggan
  • Buatlah keseimbangan pendekatan antara kepuasan pelanggan dengan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya seperti : pemilik modal, karyawan, pemasok, masyarakat dan pemerintah.
b. Kepemimpinan
Para pimpinan menetapkan atau membangun kesatuan arah dan tujuan organisasi untuk menciptakan atau memelihara lingkungan internal yang mendukung, sehingga SDM sepenuhnya berupaya dalam mencapai tujuan atau  sasaran-sasaran organisasi. 
Penerapan Prinsipnya yaitu :
  • Ciptakan nilai kebersamaan, kejujuran dan model tugas yang etis pada semua tingkatan organisasi.
  • Pertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan, termasuk pelanggan.
  • Tetapkan dan berikan penjelasan mengenai visi organisasi ke depan agar setiap orang mengerti tujuan .
  • Lengkapi semua orang dengan sumberdaya yang diperlukan ( misalnya : pelatihan yang sesuai dengan keperluan bidang pekerjaan ), dan beri kebebasan bertindak dengan penuh tanggung-jawab
  • Beri semangat dan pengakuan terhadap konstribusi setiap orang
  • Tentukan sasaran yang menantang dan sosialisasikan.
c.    Keterlibatan Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia, pada semua tingkatan adalah faktor penting dari suatu organisasi, keterlibatan sepenuhnya dari mereka memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk tujuan keuntungan organisasi.
Penerapan prinsipnya yaitu :
  • Upayakan setiap orang memahami pentingnya konstribusi dan peran mereka.
  • Berikan fasilitas agar setiap orang bebas berbagi pengetahuan / pengalaman dan berinovasi
  • Upayakan setiap orang mengetahui permasalahan kerja masing-masing dan termotivasi untuk menyelesaikannya.
  • Ajak semua orang supaya melihat peluang untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan pengalaman mereka
  • Budayakan agar setiap orang secara terbuka mendiskusikan permasalahan
  • Upayakan setiap orang mengenali batasan kinerja serta lingkup tanggung-jawab mereka.
d. Pendekatan Proses
Hasil yang diupayakan tercapai dengan lebih efisien bila aktivitas dan sumber-sumber yang terkait diatur dengan baik sebagai sebuah alur proses. 
Penerapan prinsipnya yaitu :
  • Menganalisa dan mengukur kunci kemampuan dan aktivitas-aktivitas
  • Secara sistematis menentukan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan
  • Upayakan agar proses lebih efektif dan efisien
  • Mengidentifikasi kunci aktivitas-aktivitas di dalam dan di antara fungsi-fungsi organisasi
  • Menekankan pada faktor-faktor seperti sumberdaya, metode dan material untuk memperbaiki kunci aktivitas pada organisasi
  • Hilangkan birokrasi, serta fungsi-fungsi organisasi yang tugasnya saling menumpuk
  • Mengevaluasi konsekuensi, resiko, dan dampak aktivitas pada pelanggan / pemasok ataupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
e. Pendekatan Sistem Pada Manajemen
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan suatu sistem dari proses-proses yang saling terkait, untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan yang objektif pada perusahaan dengan efektif dan efisien. 
Penerapan prinsipnya yaitu :
  • Penyusunan sistem untuk mencapai sasaran organisasi dengan lebih efektif dan efisien.
  • Memberi pemahaman yang baik pada tugas-tugas / tanggung-jawab yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama, serta mengurangi rintangan antar fungsional.
  • Memahami keadaan saling ketergantungan diantara proses-proses pada sistem
  • Pendekatan struktur yang harmonis dan integrasi proses-proses, dengan tugas yang tidak saling tumpang tindih
  • Menentukan bagaimana aktivitas khusus dalam suatu sistem akan beroperasi.
f. Perbaikan Yang Berkesinambungan
Perbaikan yang berkesinambungan harus menjadi pekerjaan yang tetap dari organisasi. Penerapan prinsipnya yaitu :
  • Laksanakan perbaikan yang berkelanjutan pada produk, proses dan sasaran sistem.
  • Tetapkan tujuan dan sasaran sebagai pedoman, dan ukur pencapaian untuk perbaikan yang berkesinambungan
  • Laksanakan secara konsisten pendekatan organisasi untuk kelanjutan perbaikan dan pengembangan
  • Sediakan dan kirim SDM untuk pelatihan terhadap metoda dan alat perbaikan berkesinambungan
  • Beri penghargaan dan pengakuan terhadap perbaikan.
g. Pendekatan Faktual Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan 
Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan analisa data dan informasi. 
Penerapan prinsipnya yaitu :
  • Analisa data dan informasi dengan menggunakan metoda yang benar
  • Pastikan bahwa data dan informasi akurat dan dapat dipercaya
  • Sediakan data yang dapat diakses oleh yang pihak membutuhkan
  • Buat keputusan dan ambil tindakan berdasarkan fakta analisa, seimbang dengan pengalaman intuisi.
h. Prinsip Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok
Perusahaan dan Pemasok nya ( Supplier / Vendor ) merupakan hubungan yang saling membutuhkan. Mempunyai kerjasama yang saling menguntungkan akan menciptakan nilai keberhasilan karena meningkatkan kemampuan kedua belah pihak. Penerapan prinsipnya yaitu :
  • Identifikasi dan pilih kunci para pemasok
  • Susun pengembangan bersama, untuk kelenturan dan kecepatan merespon perubahan kebutuhan pasar
  • Tetapkan hubungan yang seimbang antara keuntungan jangka pendek dengan mempertimbangkan keuntungan jangka panjang
  • Sinergikan keahlian dan sumberdaya secara berpasangan dengan pemasok
  • Berikan semangat, dorongan dan penghargaan atas peningkatan dan prestasi pemasok.
D. Elemen Pokok Total Quality Management (TQM)
Terdapat 8 elemen pokok dalam sistem manajemen Total Quality Manajemen (TQM), berikut ini adalah ulasannya:
  • Fokus Pada Pelanggan, Pelanggan adalah pihak yang berpengaruh penting dalam menentukan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan ataupun tingkat kualitas yang diinginkannya. Apapun bentuk aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan, pada akhirnya harus pelanggan sendiri yang menentukan apakah seluruh usaha yang dilakukan tersebut mampu memberikan manfaat atau tidak.
  • Keterlibatan Karyawan Secara Keseluruhan, Karyawan adalah aset sekaligus sumber daya perusahaan yang paling penting dalam mencapai seluruh tujuan yang telah direncanakan. Untuk itu, peran aktif karyawan secara menyeluruh mampu mendukung perusahaan dalam melakukan peningkatan proses dan juga kualitas secara kontinyu untuk kemudian mampu melahirkan produk atau layanan terbaik untuk para pelanggannya. Dalam rangka pemberdayaan karyawan ini, maka dibutuhkan pelatihan dan peningkatan atas keterampilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
  • Pemusatan Perhatian Pada Proses, Bentuk perhatian pada peningkatan proses adalah pondasi paling dasar dalam sistem manajemen Total Quality Manajemen (TQM). Dalam hal ini, proses adalah serangkaian langkah yang diawali dari penerimaan input dari pihak supplier dan mengubahnya menjadi output yang akan dikirimkan pada para pelanggannya.
  • Sistem yang Terintegrasi, Walaupun ada banyak sekali kemampuan dan ruang lingkup kerja pada suatu perusahaan yang membentuk departementalisasi secara horizontal ataupun vertikal, namun seluruhnya diperlukan suatu sistem yang terintegrasi secara baik agar agar visi, misi, strategi, kebijakan, dan tujuan perusahaan bisa disalurkan dengan baik dan jelas pada seluruh karyawan.
  • Pendekatan Strategi dan Sistematik, Pendekatan strategi dan sistematik adalah salah satu bagian yang penting dalam Total Quality Manajemen (TQM) dalam mencapai seluruh visi, misi, dan tujuan perusahaan. Biasanya, proses ini disebut dengan perencanaan strategi atau manajemen strategi yang melakukan perumusan ataupun perencanaan strategi dalam mengintegrasikan seluruh konsep kualitas pada strategi perusahaan secara menyeluruh.
  • Peningkatan secara Kontinyu, Peningkatan yang dilakukan secara kontinyu akan mampu mendorong perusahaan dalam melakukan analisa dan melahirkan cara yang lebih efektif dalam mencapai tujuan perusahaan dan juga memenuhi harapan seluruh pihak yang berkaitan di dalamnya.
  • Keputusan berdasarkan Fakta, Untuk mendapatkan seluruh informasi terkait performa perusahaan, maka Anda memerlukan data untuk mengukurnya. Sistem manajemen Total Quality Manajemen (TQM) mengharuskan pihak perusahaan untuk mengumpulkan dan melakukan analisa data secara kontinyu agar seluruh keputusan atau kebijakan yang diambil benar-benar tepat. Dengan menggunakan data, maka pihak perusahaan bisa menarik kesimpulan berdasarkan tingkat kejadian ataupun hasil sebelumnya.
  • Komunikasi, Dalam kegiatan sehari-hari perusahaan, pasti akan mengalami adanya perubahan baik itu dalam hal strategi, kebijakan, jadwal ataupun cara pelaksanaannya. Perubahan ini harus dibicarakan dengan baik pada seluruh karyawan yang berkepentingan. Komunikasi atau pembicaraan yang baik juga akan melahirkan semangat kerja dan motivasi karyawan dalam mencapai tujuan utama perusahaan. 
E. Manfaat Program Total Quality Management 
Total Quality Management  sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi. Berikut manfaatnya :
a. Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
  • Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
  • Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
  • Kepuasan pelanggan terjamin.
b. Manfaat TQM bagi institusi adalah:
  • Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
  • Staf lebih termotivasi
  • Produktifitas meningkat
  • Biaya turun
  • Produk cacat berkurang
  • Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
c. Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:
  • Pemberdayaan
  • Lebih terlatih dan berkemampuan
  • Lebih dihargai dan diakui
d. Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa yang akan datang adalah:
  • Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)
  • Membantu terciptanya tim work
  • Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
  • Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
  • Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah
Persyaratan Implementasi TQM
Agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut:
  • Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari menejemen puncak.
  • Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM.
  • Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
  • Memilih koordinator (fasilitator) program TQM.
  • Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM.
  • Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission).
  • Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan.
  • Merencanakan mutasi program TQM.
F. Hambatan Yang Terjadi Pada Penerapan Total Quality Management
Hambatan apa yang dapat terjadi terhadap Penerapan Total Quality Management (TQM) antara lain :
  1. Organisasi yang kaku, Organisasi yang kaku dapat menghambat penerapan TQM karena biasanya organisasi yang kaku tidak dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dalam menerapkan TQM terdapat kemungkinan untuk menolak perubahan akan lebih besar. Sementara untuk penerapan TQM diperlukan penerimaan perubahan dan menyadari bahwa perubahan dapat menghasilkan manfaat yang berarti bagi perusahaan dan SDM itu sendiri.
  2. Lemahnya Komitmen dalam menjalankan TQM, Komitmen dalam menjalankan sangat dibutuhkan dalam penerapannya. Biasanya tanggapan awal terhadap penerapan TQM sangat didukung namun hanya secara verbal saja, namun ketika diperlukannya dukungan aktif dalam penerapan TQM ini banyak pihak yang terkait malah tidak menjalankannya, sehingga tidak dapat menerapkan TQM ini dalam jangka yang panjang.
  3. Kurangnya pengetahuan tentang konsep TQM yang mempersulit karyawan untuk menerima dan menerapkan TQM, Kurangnya pengetahuan tentang TQM akan menghambat penerapan. Karyawan yang tidak mengerti konsep TQM juga menjadi tidak mengetahui apa tujuannya melakukan pekerjaan yang dijalankan sehingga mungkin saja karyawan dapat menganggap bahwa tidak bermanfaat juga untuk diterapkan.



JUST IN TIME DAN LEAN SYSTEM

JUST IN TIME DAN LEAN SYSTEM

Konten [Tampil]

Untuk mengantisipasi terjadinya pemborosan sumber daya maka munculah gagasan mengenai Just In Time. Yaitu,dimana sebuah perusahaan hanya akan memproduksi sebuah barang dalam waktu tertentu dan saat ada permintaan barang tersebut. Just in Time dikembangkan oleh Toyota Motor Corporation tahun 1973.  Tujuannya adalah untuk mengurangi biaya atau perbaikan produktivitas dengan menghilangkan berbagai pemborosan. Pengembangan yang sangat penting dalam perencanaan dan penendalian operasional saat ini adalah JIT manufacturing yang kadang disebut sebagai “produk tanpa persediaan”.

Di era yang sudah sangat modern ini persaingan juga akan semakin ketat. Untuk itulah memproduksi barang dengan mengeluarkan sedikit biaya dan meningkatkan keuntungan sangat diperlukan. Maka ada yang namanya Lean system atau produksi yang ramping. 

Oleh karena hal tersebut makalah ini dibuat, makalah ini akan membahas mengenai Just in Time dan Lean system. Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih mengenai Just In Time dan Lean systemkepada para pembaca.

2.1 Pengertian Just in Time dan Lean System

A. Pengertian Just in Time

Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta.

    Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan.  Menurut Henri Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan.

    Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh karena itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi  jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen.

Just In  Time (JIT) merupakan keseluruhan  filosofi dalam operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan  baku dan suku cadang,  personalia, dan fasilitas dipakai sebatas  dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.

Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang  berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk.

Dalam bahasa sederhanya pengertian pemborosan adalah  segala sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan.

Ada 5 jenis pemborosan yang perlu diidentifikasi dalam Just In Time (JIT):

  1. Waktu pemrosesan : waktu aktual untuk menghasilkan suatu produk.
  2. Waktu pindah : waktu yang digunakan untuk memindahkan dari satu departemen ke depatemen yang lain.
  3. Waktu inspeksi : waktu yang digunakan untuk menentukan produk rusak atau mengerjakan ulang produk yang rusak tsb
  4. Waktu tunggu : waktu yang dihabiskan suatu produk karena menunggu untuk dikerjakan ketika sampai pada departemen berikutnya
  5. 5Waktu penyimpanan : waktu yang dibutuhkan suatu produk baik dalam gudang penyimpanan persedianan setengah jadi maupun setelah barang jadi sampai di gudang. 
B.  Pengertian Lean System
Lean Manufacturing atau Lean Production atau dikenal sebagai Lean, merupakan metode optimal untuk memproduksi barang melalui peniadaan waste (pemborosan) dan penerapan flow (aliran), sebagai ganti batch dan antrian. Lean adalah filosofi manajemen proses yang berasal dari Toyota Production System (TPS), yang terkenal karena menitikberatkan pada peniadaan seven waste dengan tujuan peningkatan kepuasan konsumen secara keseluruhan. Karakteristik dari lean meliputi struktur lantai produksi yang aktif melakukan pemecahan masalah dengan penerapan kaizen dan continuous improvement, serta pelaksanaan lean manufacturing melalui tingkat inventory yang rendah, manajemen kualitas yang mengutamakan tindakan preventive (pencegahan) dibandingkan tindakan corrective (perbaikan), penggunaan pekerja yang sedikit, ukuran lot yang kecil serta penerapan konsep Just in Time (JIT).

2.2 Prinsip-Prinsip Just in Time dan Lean system

A. Prinsip Just in Time
Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang harus dijadikan dasar pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu:

  1. Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadual Produksi Induk, Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan utamanya untuk memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas pada jumlah yang ingin dikonsumsikan saja (Just in Time), untuk itu proses produksi akan menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk menghindari terjadinya stock serta untuk menekan biaya penyimpanan (holding cost).
  2. Produksi dilakukan dalam jumlah lot (Lot Size), Yang kecil untuk menghindari perencanaan dan lead time yang kompleks seperti halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi perubahan permintaan pasar.
  3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste), Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target produksi.
  4. Perbaikan aliran produk secara terus menerus, (Continous Product Flow Improvement) Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan bottleneck dan semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material handling, dan lain-lain) yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi.
  5. Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection), Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi. Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk penyimpangan haruslah bisa diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin.
  6. Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People), Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu.
  7. Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies), Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang berfluktuasi dan segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak segera digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas proyek akan menyebabkan terjadinya pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam perencanaan dan penjadualan produksi harus bisa dibuat dan dikendalikan secara teliti. Segala bentuk yang memberi kesan ketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus sudah dimasukkan dalam pertimbangan dan formulasi model peramalannya.
Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atas bukanlah suatu komitmen perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek, melainkan harus dibangun secara berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just in Time dalam sistem produksi justru akan menambah biaya produksi mengikuti konsekuensi proses terbentuknya kurva belajar.

B. Prinsip Lean system

1. Define Value Principle
Perusahaan dalam mendefinisikan nilai suatu produk berdasarkan pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Produsen menggunakan konsep QCDS (Quality, Cost, Delivery, and Service) + PME (Productivity, Motivation, and Environment) untuk menghasilkan produk barang atau jasa berkualitas superior dan penyerahan atau distribusinya tepat waktu.
  • Quality (Q), yaitu komitmen perusahaan untuk memproduksi produk barang atau jasa berkualitas tinggi secara konsisten.
  • Cost (C), yaitu perusahaan dalam memproduksi barang atau jasanya berkualitas tinggi, namun dengan biaya yang efektif.
  • Delivery (D), yaitu komitmen perusahaan untuk melakukan pengiriman tepat waktu kepada pelanggan.
  • Service (S), yaitu komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
2. Waste Elimination Principle
Dalam proses produksi perusahaan harus menghilangkan pemborosan dengan cara meminimalkan segala aktivitas yang tidak memberikan kontribusi dalam peningkatan nilai produk di mata pelanggan. Terdapat 8 jenis pemborosan (waste) yang perlu ditekan oleh perusahaan manufaktur, yaitu :
  • Pemborosan biaya transportasi, yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan pengangkutan yang tidak dibutuhkan.
  • Pemborosan gerakan, penangannanya yaitu perusahaan perlu menerapkan budaya kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seikatsu, Shitsuke) sehingga para pekerja tidak banyak membuang waktu untuk mencari atau bekerja yang tidak efisien dan tidak ergonomis.
  • Pemborosan kelebihan persediaan, yaitu jumlah stok atau persediaan yang berlebihan dan justru tidak berguna. Biasanya untuk mengatasinya perusahaan menggunakan konsep just in time (JIT) dalam sistem produksinya.
  • Pemborosan menunggu, yaitu terhambatnya aktivitas produksi dikarenakan menunggu barang untuk didatangkan dari supplier atau menunggu alat atau mesin yang tengah bekerja.
  • Pemborosan kelebihan produksi, yaitu jumlah produk yang dihasilkan melebihi permintaan pelanggan sehingga sisa produk tidak terserap atau terjual.
  • Pemborosan proses, yaitu penambahan tahapan proses produksi yang tidak menambah nilai produk dan bahkan malah menambah biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
  • Pemborosan defect, yaitu produksi yang menghasilkan produk cacat karena minimnya pengendalian kualitas.
  • Pemborosan keterampilan, yaitu pihak perusahaan tidak memberdayakan skill atau kemampuan stafnya secara tepat.
3. Support the Employee
Perusahaan memberdayakan seluruh karyawannya sehingga produktivitas kinerjanya meningkta. Mereka perlu diberikan pendidikan dan pelatihan untuk memahami metode lean manufacturing karena karyawanlah yang menjalankan operasional harian produksi.

2.3 Tujuan Just in Time dan Lean system

A. Tujuan strategis Just in Time
Tujuan dari adanya manajemen menggunakan dan mengembangkan konsep manajemen Just In Time dalam perusahaan dapat dirangkum atas beberapa aspek. Adapun tujuan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan efisiensi proses produksi, Peningkatan efisiensi dapat dilakukan terutama melalui pengurangan persediaan barang sehingga mengakibatkan pengurangan biaya persediaan, atau dengan kata lain meningkatkan perputaran modal. Biaya persediaan ini sangat tinggi, berkisar antara 20 persen–40 persen dari harga barang pertahun. Efisiensi didapat juga dengan cara mendesain pabrik sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan aman.
  2. Meningkatkan daya kompetisi, Meningkatnya efisiensi dalam proses produksi dengan sendirinya akan meningkatkan daya saing perusahaan. Hal ini dianggap salah satu tujuan yang paling penting, yaitu suatu tujuan strategis, karena peningkatan efisiensi berarti penurunan biaya dan ini memungkinkan perusahaan untuk tetap bertahan dalam persaingan pasar.
  3. Meningkatkan mutu barang, Kemitraan pembeli (perusahaan) – penjual (penyedia bahan baku)  yang dibina dan berlangsung dalam jangka panjang selalu berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dalam hal mutu dan biaya barang. Mutu tinggi dari suku cadang atau komponen yang dipasok oleh pemasok pada gilirannya akan meningkatkan mutu barang yang diproduksi oleh perusahaan. Kemitraan penjual pembeli memungkinkan melakukan pengendalian mutu suku cadang atau komponen dengan lebih murah dan lebih handal.
  4. Mengurangi pemborosan, Pengurangan pemborosan terutama dalam bentuk barang yang terbuang, karena pada hakekatnya pemborosan adalah biaya.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :
  • Mengeliminasi atau mengurangi persediaan
  • Meningkatkan mutu
  • Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah  (sehingga memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat)
  • Memperbaiki kinerja pengiriman.
B. Tujuan Lean system
Penerapan lean manufacturing pada suatu sistem produksi memiliki beberapa tujuan, yaitu:
  • Untuk mengurangi pemborosan (waste) di semua aspek produksi atau dalam rantai pasokan.
  • Untuk meningkatkan kualitas output (keluaran) atau produknya dan produktivitas.
  • Untuk memperpendek lead time (waktu yang dibutuhkan dalam produksi
2.4 Syarat-syarat penerapan Just in Time
Syarat-syarat diterapkannya produksi just in time sangat tergantung dari peran para pekerja itu sendiri yaitu, setiap orang yang terlibat di dalam prosesproduksi harus mempunyai prespektif yang sama untuk menerapkan produksi tepat waktu (just in time). Syarat-syaratnya yaitu :
  • Operasi produksi dijalankan atas dasar permintaan sehingga kegiatan produksi diatur secara berturut-turut.
  • Meminimalkan tenggang waktu produksi di setiap unit. Tenggang waktu produksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk tahap awal produksi barang sampai pada saat keluarnya barang jadi (finished goods) dari lini prouksi.
  • Lini produksi diberhentikan jika terjadi cacat produk. Setiap karyawan didorong untuk meminimumkan sumber-sumber potensial penyebab masalah cacat produk tersebut.
Perbaikan-perbaikan untuk menghasilkan Just In Time
Sekilas JIT sangat sederhana, tetapi bila di oba akan ditemukan bahwa sistem ini cukup rumit dan banyak hal yang tidak dapat dimengerti sepenuhnya sampai hal ini telah coba diterapkan. Dibawah  ini  perbaikan-perbaikan yang  harus dilakukan sebelum menghasilkan suatu sistem produksi JIT:
  • Flow Manufacturing, yaitu perusahaan perlu menghilangkan tumpukan dan antrian btarang-barang yang masih work-in-process (WIP) untuk menghasilkan aliran yang lancar dalam sistem produksi. Tujuannya adalah untuk memungkinkan setiap barang yang dikerjakan mengalir melalui rantai proses dalam siklus waktu yang tepat.
  • Multi process handling, yaitu operator mesin mengerjakan secara bersamaan atau berurutan dengan barang yang sedang dikerjakan dan hal ini sesuai dengan aliran proses pembuatan barang tersebut.
  • Kanban, yaitu sebuah tanda yang mencantumkan instruksi operasi atau informasi pergerakan barang.
  • Man Power Reduction, yaitu menekan kebutuhan tenaga kerja menjadi seminimal mungkin.
  • Visual Control, yaitu menampilkan status suatu kegiatan agar setiap karyawan dapat melihatnya dan mengambil tindakan perbaikan yang sesuai. Berbagai tools manajemen visual yang dapat digunakan sebagai tanda yaitu seperti color-coding, charts, andon, papan penjadwalan, label, dan penanda di lantai.
  • Change over, yaitu perbaikan-perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan keluwesan produksi.
  • Leveling, yaitu perataan tipe atau bauran produk dalam jadwal produksi.
  • Quality Assurance, yaitu yaitu monitoring, uji-tes dan memeriksa semua proses produksi yang terlibat dalam produksi termasuk orang, barang, peralatan produksi dan metode produksi yang berguna untuk memberikan jaminan kualitas sesuai standar yang diberikan oleh perusahaan.
  • Standard Operating Procedure (SOP), yaitu aktivitas operasianal yang baku yang wajib dilakukan pegawai dalam tahapan menjalankan proses kerjanya agar tercipta alur kerja yang lancar. 
  • Jidoka (Human Automation), yaitu menghentikan proses secara otomatis saat terdapat produk cacat yang terdeteksi. Jidoka menghentikan proses secara otomatis dan segera memberi tahu pekerja. Para pekerja tersebut terlibat dalam proses otomatisasi guna menghasilkan produk berkualitas dengan mencegah cacat sehingga langkah atau tahapan proses dapat dilanjutkan.
  • Maintenance and Safety, yaitu sistem produksi JIT memperhatikan pemeliharaan dan keamanan selama proses produksi untuk mencapai jumlah atau kapasitas produksi yang tinggi.
Strategi penerapan Just in Time
 Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
1. Strategi Penerapan pembelian Just in Time. 
  • Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pimpinan tersebut JIT tidak dapat terlaksana. 
  • Mengubah sistem, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan datang sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
2. Strategi penerapan Just in Time dalam sistem produksi. 
  • Penemuan sistem produksi yang tepa, yaitu dengan sistem tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan. 
  • Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya.
2.5 Strategi Penerapan Lean system
1. Pull System Strategy (Strategi Sistem Tarik), Yaitu Sistem penarikan material saat diperlukan saja, tujuan dari Pull system ini adalah untuk meningkatkan fleksibilitas dan dapat merespon dengan cepat kebutuhan pelanggan serta menghindari pemborosan yang akan terjadi.

2. Quality Assurance Strategy (Strategi Penjaminan Kualitas), Dalam Lean Manufacturing, Kualitas adalah dibangun dalam proses produksinya. Dengan kata lain, produksi sendirilah yang harus menjamin kualitas produk itu sendiri. Beberapa Teknik dan metodologi yang dapat dipakai dalam menjamin kualitas dalam produksi diantaranya adalah Metodologi Six Sigma dan Konsep dasar Kualitas yaitu Jangan Menerima barang Reject, Jangan Membuat  Reject dan Jangan melewatkan Reject.

3. Plan Layout & Work assignment Strategy (Strategi Perencanaan Layout & Pembagian Tugas), Yaitu strategi dalam merencanakan Layout produksi agar dapat mengurangi pemborosan (waste) dalam proses serta pembagian tugas yang jelas pada masing-masing prosesnya.

4. Continous Improvement (KAIZEN) Strategy (Strategi Peningkatan yang berkesinambungan), Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap proses secara terus menerus dalam segala aspek seperti mengurangi pemborosan (waste), meningkatkan keselamatan kerja ataupun pengurangan biaya produksi. Kebudayaan Kaizen (Peningkatan yang berkesinambungan) ini harus diterapkan ke semua level karyawan di perusahaan.

5. Decision Making Strategy (Strategi Pengambilan Keputusan), Pengambilan Keputusan yang benar merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan peningkatan proses yang terus menerus. Contohnya Keputusan-keputusan dalam mengubah Layout produksi,  penggunaan peralatan kerja maupun penentuan pembagian tugas. Pengambilan keputusan yang dianjurkan dalam Lean Manufacturing adalah pengambilan keputusan secar mufakat yang artinya dapat didukung oleh semua pihak yang berkaitan dengan penerapan Lean Manufacturing dalam suatu Industri.

6. Supplier Partnering Strategy (Strategi kerjasama dengan Pemasok), Supplier atau pemasok merupakan salah satu pihak yang terpenting dalam memberikan dukungan dalam menjalankan Lean Manufacturing disebuah perusahaan seperti memberikan dukungan dalam pengiriman yang tepat waktu, menyediakan material (bahan produksi)  yang berkualitas tinggi atau bebas dari kerusakan. Supplier (pemasok) harus dianggap sebagai bagian dari perusahaan yang menerapkan Lean Manufacturing sehingga diperlukan pengembangan dan pelatihan terhadap suppliernya.

2.6 Kelebihan dan kelemahan Just in Time
Just in time sering dianggap paling efektif dan menguntungkan untuk produksi manufaktur bervolume besar dan berulang. Meskipun demikian, terdapat beberapa alasan yang menyebabkan kurang berhasilnya JIT. Berikut di bawah ini adalah kelebihan dan kekurangan JIT.

A. Kelebihan dan kelemahan Just In Time
  1. Kelebihan 
  • Proses penerapan Just in Time dinamis, Yang berarti akan berjalan terus menerus mengatasi setiap masalah yang timbul sehingga akan menghasilkan perbaikan yang berkelanjutan (Continous Improvement). 
  • Memungkinkan pengurangan lead time secara terus menerus, Dengan menghilangkan setiap hambatan yang terjadi secara terus menerus maka dengan Just in Time dapat mengurangi lead time, sehingga akan meningkatkan ketanggapan dan keluwesan produksi. Perusahaan lebih tanggap dan mampu untuk beradaptasi ketika menghadapi perubahan.
  • Memungkinkan evaluasi terhadap pemasok, Sistem Just in Time memiliki pendekatan yang berbeda tentang pengendalian kualitas bila dibandingkan dengan pendekatan tradisional. Perusahaan akan mampu melakukan monitoring terhadap kualitas kinerja pemasoknya. Pekerja tidak menggunakan waktu untuk menyortir produk baik namun digunakan untuk mencegah terproduksinya bagian yang tidak baik.
  • Memungkinkan penghematan jumlah tenaga kerja, Standar pekerjaan digunakan kriteria guna mengidentifikasi kelebihan tenaga kerja yang tidak terpakai. Standar pekerjaan merupakan hasil dari permintaan pasar dan jumlah produksi harian.
  • Mampu menghilangkan aktivitas yang tidak perlu (no added value), Perusahaan melakukan efisiensi biaya produksi, termasuk meminimalkan kerusakan mesin dan juga waktu yang diperlukan untuk perbaikan. 
  • Meminimalkan Inventory, Penurunan persediaan pada sistem produksi dapat dicapai dengan memperpendek waktu persiapan atau memperkecil besaran lot pengiriman dari pemasok. Pemendekan persiapan atau pengiriman dimungkinkan, karena adanya perbaikan teknik produksi.
        2. Kelemahan 
  • Perlu adanya kesamaan persepsi dan kesepakatan atau kontrak yang dibuat yang menyatakan bahwa produksi yang akan dijalankan menggunakan sistem JIT. Kesepakatan tersebut harus diketahui oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya baik antara pihak manajemen dan pekerja maupun antara perusahaan dengan pemasok atau konsumen. Apabila tidak terjadi kesepakatan sebelumnya, dikhawatirkan akan mengalami hal-hal berikut ini:
    • Pemasok terlambat memasok barang, maka produksi akan terhenti karena tidak memilikicadangan persediaan.
    • Antara pekerja dan manajemen tidak ada pengertian yang sama mengenai produksi just in time, maka sasaran yang telah ditetapkan tidak akan tercapai.
    • Antara perusahaan dengan pemasok terjadi keretakan, dimana masing-masing pihak melanggar ketentuan yang berlaku
  • Sistem produksi just in time menuntut para pekerja untuk bekerja lebih giat agar target tercapai. Jika diperlukan, bekerja lembur atau malam hari di luar jam kerja diperlukan agar volume produksi yang diminta pelanggan terpenuhi. 
  • Untuk mempercepat proses produksi, perusahaan membutuhkan pemasok yang tidak hanya mampu memasok bahan baku yang berkualitas, namun lokasinya dekat dengan pabrik sehingga keterlambatan pengiriman bahan baku dapat dihindari.
B. Kelebihan dan kelemahan Lean system
  1. Kelebihan
    1. Minimisasi Pemborosan - Dapat dibilang manfaat paling signifikan dari sistem, lean manufacturing dapat secara efisien meminimalkan pemborosan dalam fasilitas produksi. Karena perusahaan memiliki banyak persediaan dan pemborosan, proses ini menghilangkan persediaan yang sudah usang atau sudah tua. Seiring dengan minimisasi pemborosan, proses ini juga mengurangi biaya dalam operasi. 
    2. Hubungan Pelanggan yang Disempurnakan Alih-alih hanya berfokus pada kebutuhan semua konsumen, lean berfokus terutama pada konsumen yang loyal. Ini adalah bagaimana Anda dapat membangun hubungan yang kuat dan andal dengan pelanggan terpercaya dan menjaga aliran pendapatan tetap masuk. 
    3. Infrastruktur Lean, Infrastruktur lean berarti hanya berurusan dengan beberapa komponen: bangunan, peralatan, persediaan, peralatan, dan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan inventaris jangka pendek. Fasilitas tidak menyia-nyiakan ruang dalam operasi dan memungkinkan fasilitas untuk sedekat mungkin dengan efisiensi produksi.
       2. Kelemahan 
    1. Kegagalan Peralatan , Lean memiliki sedikit ruang untuk kesalahan. Kegagalan peralatan atau tenaga kerja dapat menyebabkan inkonsistensi besar di dalam lean dan dapat membuat seluruh operasi tertinggal. Di fasilitas produksi massal lainnya, karyawan bisa saja pindah ke mesin lain jika ada yang keluar. Di lean, tidak banyak tempat lain bagi karyawan untuk pindah, karena segala sesuatu dalam operasi sedang digunakan. 
    2. Inkonsistensi Pengiriman , Berkaitan dengan kegagalan peralatan, kekurangan yang menjadi kelemahan dalam produksi ini memungkinkan inkonsistensi pengiriman. kekurangan lean ini dapat menghambat hubungan pelanggan, mendorong konsumen ke arah pesaing, dan membebani pendapatan Anda.







Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done