Beranda
Pengaruh Digitalisasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dimasa Pandemi
tulus_saktiawan
Januari 25, 2024

Pengaruh Digitalisasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dimasa Pandemi

Semenjak pandemi Covid-19 mulai memasuki wilayah Indonesia, masalah aspek ekonomis menjadi sorotan. Kondisi ekonomi 2020 Maret hingga Januari 2021 cukup mengkhawatirkan.

pada tahun 2020 ekonomi global diramalkan akan mengalami penurunan yang agak akut, tentunya hal ini akan berdampak pada Negara Indonesia, Kondisi perlambatan ekonomi di Indonesia juga dipicu karena konsumsi konsumsi publik karena penyelesaian pekerjaan (PHK) yang dilakukan oleh investor, sehingga mempengaruhi pendapat hari ini. Pandemi ini juga menyebabkan banyak pabrik dan tempat bisnis untuk ditutup karena persaingan yang tidak sama dan sumber daya manajemen dalam pandemi.

Pada tahun 2020, kondisi ekonomi di Indonesia berada pada kuartal kedua dan diperkirakan akan menurun 3,8% lainnya dan pada kuartal ketiga juga diperkirakan menurun sebesar 1,6%. Ketika kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal kedua dan ketiga akan terus mengalami penurunan kurang dari banyak persen, tak terhindarkan, Indonesia akan mengalami resesi. Pembangunan pertumbuhan ekonomi tidak hanya dirasakan oleh negara Indonesia, tetapi di ratusan negara lain. (Indonesia, 2020).

Pertumbuhan ekonomi indonesia mempunya tantangan yang cukup berat di tengah-tengah penyakit penyakit virus mahkota 2019 (Covid-19) pandemi. Untuk alasan ini, transformasi ekonomi diperlukan yang mampu mengendarai semua sektor dan melibatkan seluruh komunitas, salah satunya melalui digitalisasi ekonomi.

Digitalisasi memainkan peran penting, karena kebutuhan pekerja digital meningkat. Misalnya, sebagai komunitas yang sekarang semakin membutuhkan e-commerce dan jejaring sosial selama transfer di rumah. Ini adalah kesempatan bagi pencari kerja untuk secara aktif melakukan bisnis atau bekerja di dunia maya.

Selain itu, pemindaian juga membuka pintu sehingga perusahaan pengumpulan data pengguna, seperti yang dilakukan oleh perusahaan google, untuk membentuk pasar baru dan berkembang. Caranya terdiri dari profil pelanggan, membuat survei online, atau tes pasar. Perusahaan lebih mampu menawarkan produk yang secara akurat dengan kebutuhan masing-masing konsumen dengan presisi dengan penggunaan volume data besar.

Digitalisasi Mendorong Pemulihan Ekonomi 

Nilai strategis dari ekonomi digital telah diungkapkan dalam semua ruang lingkup, terutama dengan terjadinya Covid-19 pandemi bahwa negara-negara lumpuh di lima benua, dan mengubah mekanisme jasa service dan perilaku konsumen. Pelaksanaan revolusi digital tidak hanya alat untuk membantu perekonomian krisis perangkap, tetapi juga dapat membentuk pemikiran inovatif dari semua sektor, dan membentuk ekosistem yang lebih luas cakupan. Sebagai hasil dari Pandemi, Italia, misalnya, mewujudkan digitalisasi yang dapat menjadi kekuatan pendorong terhadap pemulihan ekonomi.

Kebijakan Daerah Karantina (Lockdown), dan jarak sosial (disting sosial), mendorong pelaku usaha untuk berinovasi dengan membuat bisnis dan model bisnis mereka lebih efisien dan dapat melayani adat kebiasaan baru. Misalnya, pada tahun 2020, pertumbuhan sektor e-commerce di Italia harus meningkat dari 35% menjadi 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini sangat mungkin bahwa kondisi tersebut terjadi karena negara-negara yang lingkungan bisnis terdiri dari MIPYMES. Dalam konteks ini, potensi digitalisasi mulai memproduksi hasil pertama dari tahun lalu, dengan UMKM yang paling maju yang berinvestasi dalam inovasi sehingga mereka berhasil menyingkirkan stagnasi ekonomi nasional dan menjadi contoh pengembangan bisnis yang sukses di Eropa.

bukan tidak mungkin bahwa perubahan kearah digitalisasi tidak hanya mendorong indonesia keluar dari jurang resesi tetapi juga dapat menigkatkan pertumbuhan ekonomi kedepan.

lalu apa yang menjadi tantangan pengembangan ekonomi Digital di Indonesia

Indonesia memiliki visi pada tahun 2025 untuk menjadi negara terbesar di Asia Tenggara dengan nilai transaksi ekonomi digital yang mencapai 130 miliar dolar. Tetapi untuk mencapai ini, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti:
  1. Penetrasi internet di Indonesia adalah 64%, masih jatuh di belakang negara-negara lain ASEAN, seperti 88% dari Singapura, 83% dari Malaysia, 75%, 75% dari Thailand dan 70% dari Vietnam;
  2. The rata-rata Internet Kecepatan Mobile Indonesia 13, 83 Mbps, masih ditunda di belakang negara-negara lain ASEAN, seperti Malaysia 23,8 Mbps, Thailand 25,9 Mbps, Vietnam 30,39 Mbps dan Singapura 57,16 Mbps;
  3. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki kualitas Internet yang memadai;
  4. keamanan cyber yang lemah dan data pelanggan keamanan;
  5. Kekurangan bakat digital yang sesuai dengan kebutuhan industri; dan
  6. Hanya 9,4 juta MIMS yang telah keluar digital dari total 60 juta UMKM.

peran pemerintah dalam membangun ekonomi digital dimasa pandemi 

lalu apa saja peran pemerintah dalam membangun ekonomi digital, hal ini tercermin dalam kebijakan yang diambil pemerintah, Setahun yang lalu, pemerintah telah merumuskan arah kebijakan ekonomi digital Indonesia. kebijakan otoritas dan masyarakat harus diarahkan untuk terjadi. 
  1. mempertahankan tingkat kompetisi untuk ekonomi digital. Persaingan terjadi harus disimpan inovasi yang relatif terbatas dan sama waktu gangguan menghindari di pasar.
  2. penguatan dan penerapan standar dan akuntabilitas. pemantauan digital harus jelas, adil, dan hukuman memiliki efek jera pada pelaku. Terutama karena kasus penyalahgunaan data pribadi yang baru-baru ini telah terjadi beberapa bisnis digital di Indonesia.
  3. pemerintah harus memprioritaskan pembangunan komunikasi dan infrastruktur Internet untuk menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi digital. Proyek ini sangat besar, pemerintah harus membangun serat optik di seluruh Indonesia dengan total 36 ribu kilometer. Kita tahu bahwa proyek ini disebut Palapa Ring.
  4. memastikan kebijakan menjadi payung HR ekonomi digital pelindung PHK industri dilakukan sebagai efek dari digitalisasi. Pemerintah harus menyediakan fasilitas pelatihan dan perbaikan dan pelatihan bagi mereka yang terkena dampak. Beberapa contoh profesional yang dapat membuat mencakup reformasi kelembagaan, pengembangan aturan kompetisi, mekanisme dan praktik pembiayaan.
  5. siapkan aturan skema baru untuk mengontrol kegiatan impor dan ekspor, terutama jika ada penyimpangan. Misalnya, pemerintah harus membuat aturan dan sistem kontrol produk yang diekspor atau diimpor melalui e-commerce.
  6. Transformasi ekonomi, massa akan mengubah tatanan ekonomi menjadi nilai berdasarkan nilai dan daya saing terorganisir.

kesimpulan

dimasa pandemi seperti sekarang setiap unit usaha atau pekerja dituntut untuk lebih kreatif serta inovatif pandemi menuntut kita semua untuk berdiam diri dirumah tetapi pandemi tidak dapat menghalangi setiap individu atau pun unit usaha untuk untuk terus berkembang, ada lebih dari 3,8 juta UMKM yang tercatat masuk dalam  ekosistem digital, saat ini kontribusi UMKM terhadap pajak tahun 2021 mencapai 2 triliun, artinya apa, masih ada potensi besar untuk dapat membangun umkm diindonesia, hanya sebagin umkm yang dapat memasuki ekosistem digital, maka diperlukan peran serta pemerintah dalam membangun ekonomi digital dengan menyiapkan infrastruktur dan beberapa hal penunjang lainnya, kita juga punya pekerja profesional dibeberapa bidang maka perlu wadah untuk dapat bekerja dari rumah.

Penulis blog

Tidak ada komentar