Beranda
Dampak Pandemic Pada Perusahaan Manufaktur
tulus_saktiawan
Januari 25, 2024

Dampak Pandemic Pada Perusahaan Manufaktur

keputusan perusahaan dalam bidang oprasional dalam pandemi

Kemunculan virus corona mulai terdeteksi pertama kali di negara China pada awal Desember 2019. Kemudian menyebar kelebih dari 118 negara di dunia, setelah menginveksi lebihdari 121.000 orang di asia, eropa,timur tengah, dan diamerika organisasi Kesehatan global (WHO) mentapkan covid-19 sebagai pandemic global pada harirabu, peryataan pandemic global virus corona disampaikan oleh Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.Imbas dari ditetapkannya virus corona menjadi pandemic global oleh (WHO) IHSG anjlok hingga 2,94 persesn atau 151,54 poin berada pada level 5.002,55.Tercata thinggasesi I tanggal 12 bulanmaret 2020, investor asing sudah mencatatkan nett sells atau aksijual bersih Rp 230 miliar. Angka ini menambah jumlah perginya dana asingdari bursa saham Rp 2 triliun sepekan terakhir.

 Hal ini menjadi pukulan keras bagi pelaku usaha dibidang manufaktur karena akan semakin mempersulit untuk mencari permodalan, selain itu dampak lain dari adananya kebijakan pencegahan covid-19 seperti PSBB menyebabkan perusahaan manufaktur di Indonesia pada periode April anjlok tajam ke level 27,5, lebihrendah disbanding kan bulan  Maret yang berada di posisi 45,3, menurut Survei IHS Market, Anjloknya indeks  manufaktur Indonesia sepanjang April lalu tercatat sebagai yang terendah sepanjang sejarah atau dalam Sembilan tahun periode survei April 2011. Takhanyaitu, kinerj amanufaktur Indonesia tercatat terendah di ASEAN, di bawah Myanmar dengan skorindeks sebesar 29,0 dan Singapura sebesar 29,3.

Data yang dimuat diatas sangat relevan di lapangan, sejak awal corona menghantam china, manufaktur tertentu sudah merasakan dampaknya terutama pada periode februari 2020. Sector yang bergantung pada bahan baku impor mulai merasakan sulitnya mendapatkan bahanbaku.

 Jika dicermati lagi wabah covid-19 sudah banyak menumbangkan banyak perusahaan manufaktur sehingga Untuk menjaga kerberlangsungan perusahaan maka dibutuhkan system kerja dan keputusan yang tepat. Hal ini akan mempengaruhi system kerja dan pengambilan keputsan yang diambil oleh manajemen oprasional.

 Manajemen oprasional yang menaggani pada divisi oprasional perusahaan, akan membuat perubahan besar-besaran pada system kerja dan keputusan yang akan diambil sehingga Tindakan serta keputusan akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan manufaktur, masalah yang ditimbulkan wabah corona memunculkan sebuah pertanyaan tentang dampak apa saja yang ditimpulkan dari kemunculan wabah covid-19 pada system oprasional perusahaan manufaktur, dan bagaimana system kerja dan keputusan yang tepat yang dapat digunakan pada masa pandemic seperti sekarang.

perubahan yang ditimbulkan virus corona dibidang oprasional pabrik manufaktur sangatlah besar, The Constant is Change, itulah bahasa yang tepat untuk menggambarkan sifat perubahan itu sendiri, seakan akan mengikuti sabda alam, semua hal mengalami perubahan tak terkecuali dibidang oprasional pabrik manufaktur, apakah perubahan fisik, perubahan mental, perubahan lingkungan dan yang jelas perubahan itu pasti terjadi mau tidak mau, suka tidak suka. 

dampak yang pasti akan dirasakan oleh perusahaan manufaktur terutama pada sektor oprasionalnya yaitu sulitnya untuk memastikan ketersediaan basokan bahan baku, karena disetiap negara pasti ada kebijakan untuk memperketat dan mengurangi kegiatan di luar rumah, hal ini akan mempengaruhi distribusi bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan manufaktur terutama jika bahan baku harus diimpor dari luar negri, selain itu perubah selera konsumsi masyarakat terhadap produk karena masyarakat akan memprioritaskan pada produk kesehatan dan pemenuhan bahan pokok saja. 

seiring dengan perubahan pola kerja yang terjadi yang disebabkan oleh masa pandemi seperti sekarang, dunia bisnis juga berubah dengan cepat, jika dunia bisnis berubah dengan cepat, maka dunia mengoprasikan bisnis pun lebih cepat. 

dimasa seperti sekarang hal yang tepat yang dapat dilakukan oleh manajemen oprasional adalah dengan tetap menjaga pasokan bahan baku mereka, hal ini dilakukan agar perusahaan terus dapat berjalan dengan normal, selain itu manajemen oprasional juga harus mempertimbangkan pola kerja yang baru karena perusahaan dituntut lebih efisien dimasa pandemi seperti sekarang pemagkasan jumlah pekerja menjadi jalan untuk memangkas oprasional pabrik, hal ini dilakukan bukan dilakaukan tanpa dasar kesemena-menaan tetapi semata-mata agar perusahaan dapat bertahan pada masa pandemi seperti sekarang, selain itu perusahaan juga harus cepat untuk beralih pada sistem kerja moderen dan meniggalkan sistem kerja teradisonal, jikalau sistem kerja taradisonal tidak dapat dihapus dalam sistem kerja pabrik maka pangkas persentasi pengunaan kerja taradisonal menjadi lebih sedikit hal ini juga akan berpengaruh besar pada efisinsi perusahaan, integrasi antar departemen harus dilakuakn agar berusahaan cepat beralih untuk memproduksi barang yang lebih dibutuhkan dimasa pandemi, jika perusahaan memaksakan untuk tetap memproduksi barang yang sama dan tidak mau peradaptasi dapa keadaan yang ada maka kemungkinan besar perusahaan akan bangkrut pada akhirnya. 

alasan suatu perusahaan susah untuk beradaptasi dapa keadaan adalah karena fungsi manajer yang empat: Planning, Organizing, Leading and Controlling tidak berjalan, Hal ini disebabkan pada kenyataannya banyak manajer yang bukan leader, sehingga sulit untuk membuat perubahan. padahal, untuk melakukan perubahan itu, diperlukan seorang leader yang hebat.

Leder yang habat adalah leader yang mampu untuk menetapkan arah, penatapan arah tidak sama dengan perancangan dan penggangaran. perancangan adalah proses manajemen yang bukan melakukan perubahan yang sifatnya deduktif dan ditunjukan untuk mencapai hasil-hasil yang diiinginkan. penetapan arah lebih bersifat induktif, karena fungsi kepemimpinan adalah menciptakan perubahan, maka menetapkan arah perubahan tersebut  merupakan hal yang sangat fudamental bagi kepemimpinan.

Leader yang hebat adalah yang mampu memotivasi orang, memotivasi orang tidak sama dengan mengendalikan dan memecahkan masalah. manajemen mengendalikan orang dengan mendorong mereka kearah yang benar. kepemimpinan memotivasinya dengan memenuhi kebutuhan dasar manusia. 

Penulis blog

Tidak ada komentar